Dorong Ketahanan Pangan lewat Inovasi dan Bioteknologi

Selasa, 20 Juni 2017 - 15:02 WIB
Dorong Ketahanan Pangan lewat Inovasi dan Bioteknologi
Dorong Ketahanan Pangan lewat Inovasi dan Bioteknologi
A A A
JAKARTA - Pembukaan lahan untuk pemukiman, pembangunan infrastruktur, industri dan sebagainya semakin menegaskan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami krisis lahan. Kondisi tersebut lantas membuat produksi para petani tidak maksimal, ditambah belum adanya perbaikan pemahaman atas penggunaan efek kimia perlindungan tanaman, termasuk pestisida.

Disinilah teknologi dan inovasi diperlukan sebagai bagian penting dari sektor pertanian untuk memaksimalkan lahan yang ada misalnya pemakaian varietas unggul dan efisiensi pupuk untuk meningkatkan hasil produksi, penggunaan pestisida untuk perlindungan tanaman dan pemakaian air secara efisien. CropLife Indonesia sebagai sosiasi pertanian yang bersifat nirlaba (nonprovit) mengusung pemanfaatan bioteknologi untuk meningkatkan hasil pertanian yang dilakukan secara modern.

Chairman Croplife Indonesia Midzon Li Johannis menerangkan, selain kampanye pemanfaatan bioteknologi, pemuliaan tanaman dengan menciptakan tanaman transgenik (tanaman yang gennya telah dimodifikasi), kultur jaringan, biopestisida juga dilakukan Croplife. "Fokus kami yaitu inovasi pertanian untuk meningkatkan produksi. Kami melakukan riset yang dipasarkan untuk mencari jawaban dari tantangan pertanian seperti kekurangan lahan dan perubahan iklim," paparnya.

Terkait dengan modifikasi genetik (MG) , rekayasa genetik dan modifikasi organisme secara genetik adalah sedikit istilah yang sering digunakan untuk mengacu ke bioteknologi tanaman. Peneliti Purna Bakti Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Pertanian Prof. Dr. M Herman M.Sc mengungkapkan bioteknologi menyediakan perangkat pasti yang memungkinkan para peneliti menambahkan sifat atau karakter pada tanaman.

"Misalnya daya tahan lebih lama, tingkat vitamin lebih tinggi dan beberapa sifat dalam benih untuk mampu tumbuh lebih sehat dan membuat tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit," terangnya.

Salah satu yang menjadi fokus Croplife Indonesia adalah penggunaan secara bijak perlindungan tanaman. Midzon Li mengutarakan penggunaan teknologi selalu berisiko, jika salah penggunaannya begitupun dengan pestisida. Namun hingga saat ini penggunaan bahan kimia masih relevan apabila dipakai secara bijak dalam upaya meningkatkan produksi.

Ada persepsi pestisida itu buruk bagi kesehatan, namun ditegaskan olehnya bahwa pestisida itu adalah termasuk teknologi dimana ada baik dan buruknya. Sedangkan Direktur Pupuk dan Pestisida Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Muhlizar Sarwani menerangkan penggunaan pestisida sudah ada regulasinya. "Khusus untuk pendaftaran pestisida diatur dalam regulasi dan sejak akhir 2014 kita lakukan secara online," terangnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7432 seconds (0.1#10.140)