Peternak Jabar Diminta Kembangkan Sapi Indukan Wajib Bunting

Kamis, 20 Juli 2017 - 11:25 WIB
Peternak Jabar Diminta Kembangkan Sapi Indukan Wajib Bunting
Peternak Jabar Diminta Kembangkan Sapi Indukan Wajib Bunting
A A A
BANDUNG - Pemprov Jabar mengajak stakeholder peternak di Jabar mengembangkan sapi indukan wajib bunting. Hal ini untuk mengejar target ketersediaan daging di wilayah ini.

Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar memaparkan, pada 2016, ketersediaan sapi siap potong asal Jabar tercatat sebanyak 214.000 ekor atau setara dengan 40.821 ton atau 38,13% dari kebutuhan konsumsi daging sapi Jabar sebanyak 107.050 ton.

Ketersediaan tersebut meningkat 10,13 % dari tahun sebelumnya yang hanya 157.000 ekor. Sebab itu, sejalan dengan program swasembada daging sapi nasional, Deddy mengajak seluruh stakeholders peternakan untuk memperkuat program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).

"Pada 2017 ini kita targetkan sapi akseptor sebanyak 166.094 ekor, target bunting sebanyak 136.197 ekor dan diharapkan akan terjadi kelahiran minimal sebanyak 80.000 ekor," kata dia saat meresmikan puncak acara Kontes Ternak, Panen Pedet, dan Pesta Patok tingkat Provinsi Jabar tahun 2017 di Lapangan Golf Flamboyan, Desa Ngamplang, Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut, kemarin.

Kegiatan kontes ternak yang diikuti 500 peternak, organisasi profesi, lembaga penelitian, swasta, dan perguruan tinggi ini merupakan agenda rutin Pemprov Jabar dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-71 Provinsi Jabar yang jatuh setiap tanggal 19 Agustus.

Deddy melanjutkan, kualitas bibit ternak sangat menentukan daya saing produk hasil peternakan. Di saat yang sama, daya saing produk hasil peternakan dibutuhkan untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan protein hewani penduduk Jabar yang kini mencapai 47 juta jiwa.

Kontes ternak ini diharapkan memotivasi para peternak untuk secara swadaya menyediakan bibit pengganti induk-induk yang sudah tidak produktif, sehingga produksi hasil ternak jauh lebih meningkat.

"Selain bibit pengganti, para peternak diharapkan juga mampu menghasilkan bibit unggul bersilsilah yang dipelihara dengan manajemen yang baik, sehingga hasil ternaknya lebih optimal," jelasnya.

Untuk diketahui, Jabar memiliki delapan jenis ternak lokal atau sumber daya genetik yang secara resmi telah ditetapkan sebagai rumpun ternak asli Jabar pada Mei 2017 lalu, yaitu domba garut, domba priangan, sapi pasundan, ayam pelung, ayam sentul, itik rambon, itik cihateup dan itik padjajaran.

Sejauh ini, populasi ternak domba dan ayam ras pedaging di Jabar masih menjadi yang terbesar di Indonesia. "Namun, untuk sapi perah dan sapi potong kita masih kekurangan," ujarnya.

Deddy bersyukur, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Juni 2017, nilai tukar petani (NTP) sub sektor peternakan meningkat 0,8% atau dari 113,76% menjadi 114,42%. Ini merupakan indikasi meningkatnya kesejahteraan peternak di Jabar.

"Kontribusi NTP sub sektor pertanian terhadap sektor pertanian ini pun mencapai 109,5% yang menunjukan bahwa peternakan berperan besar terhadap pembangunan pertanian," tuturnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5456 seconds (0.1#10.140)