Bos OJK Batasi Perjalanan Dinas dan Tak Pakai Mercy

Jum'at, 21 Juli 2017 - 10:20 WIB
Bos OJK Batasi Perjalanan Dinas dan Tak Pakai Mercy
Bos OJK Batasi Perjalanan Dinas dan Tak Pakai Mercy
A A A
JAKARTA - Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022 memutuskan untuk melakukan penghematan besar-besaran. Di antaranya dengan membatasi perjalanan dinas dan tidak menggunakan mobil mewah, seperti Mercedes-Benz (Mercy).

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengungkapkan, dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) perdana OJK tadi malam telah diputuskan, seluruh anggota Dewan Komisioner OJK harus bisa menjadi panutan bagi seluruh jajaran pejabat dan pegawai di lembaga tersebut. Salah satunya dalam hal efisiensi.

"Yang jelas mobil tidak Mercedes lagi lah, terus nanti perjalanan dinas bakal selektif yang berkaitan langsung dengan nilai tambah pelaksanaan tugas OJK," katanya usai rapat di Kompleks Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (20/7/2017) malam.

Menurutnya, cara tersebut akan menjadi dasar bagi pegawai OJK yang lain untuk melakukan hal sama yang dilakukan atasannya. Sehingga, akan tercipta budaya berhemat di lembaga yang mengawasi sektor jasa keuangan tersebut.

"Ini akan menjadi dasar bagi pegawai OJK lain untuk melakukan hal sama, dengan harapan membangun kultur, bukan hanya buat biaya lebih rendah, tapi bangun kultur untuk mencerminkan kita sebagai abdi masyarakat," tuturnya.

Selain itu, mantan petinggi BI ini juga melakukan perampingan susunan organisasi. Sehingga, diharapkan pengambilan keputusan akan menjadi lebih cepat.

"Kita lakukan penyesuaian organisasi, perampingan posisi deputi komisioner. Lebih ramping, lebih cepat ambil keputusan. Kita juga address memberikan percepatan keputusan. Ini garis besar yang sudah diputuskan hari ini," ujar Wimboh.

Meski melakukan penghematan besar-besaran, namun mantan Bos Bank Mandiri ini memastikan bahwa kinerja OJK dalam mengawasi sektor keuangan tidak akan terganggu. Bahkan, dengan adanya efisiensi ini, OJK mampu menghemat anggaran sekitar Rp100 miliar hingga Rp200 miliar.

"Sekarang kita perkirakan sampai akhir tahun bisa Rp100 miliar sampai Rp200 miliar bisa kita save. Kita harus rela. Terus mobil enggak usah mobil mewah, perjalanan dinas sangat selektif, rombongan enggak usah terlalu banyak seperti mengoptimalkan fasilitas kantor untuk rapat-rapat," terang dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4400 seconds (0.1#10.140)