Harga Minyak Dunia Meningkat Usai Nigeria Bantu Pangkas Produksi

Selasa, 25 Juli 2017 - 09:21 WIB
Harga Minyak Dunia Meningkat Usai Nigeria Bantu Pangkas Produksi
Harga Minyak Dunia Meningkat Usai Nigeria Bantu Pangkas Produksi
A A A
TOKYO - Harga minyak mentah dunia memperpanjang keuntungan pada perdagangan hari ini, Selasa (25/7/2017) setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mendapatkan dukungan. Sentimen positif datang dari pernyataan produsen minyak seperti Nigeria dan Arab Saudi yang berjanji membatasi ekspor bulan depan dalam upaya membantu mengekang kelebihan pasokan global.

Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September meningkat 7 sen ke posisi USD48,67 per barel pada pukul 00.39 GMT setelah pada hari sebelumnya berakhir bertambah 54 sen atau setara dengan 1,1%. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) melompat hingga 10 sen ke posisi USD46,44 per barel.

Anggota OPEC yakni Nigeria yang sebelumnya dibebaskan dari kesepakatan, kini akan bergabung bersama dengan produsen non-OPEC yang dipimpin Rusia untuk mengurangi produksi minyak yang total mencapai 1,8 juta barel per hari (bpd) dari Januari 2017 hingga Maret 2018. OPEC pada pertemuan dua hari kemarin, setuju bahwa OPEC akan bergabung dengan kesepakatan untuk melakukan pembatasan atau bahkan memangkas output.

Dari mulai 1,8 juta bpd, untuk lebih stabil pada level 1,7 juta bpd. Harga minyak juga mendapatkan dukungan setelah komentar Menteri Energi Arab Khalid al-Falih menegaskan, negaranya akan membatasi ekspor minyak mentah di level 6,6 juta barel per hari pada bulan Agustus atau hampir 1 juta bpd di bawah tingkat tahun lalu.

Sementara Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, kepada wartawan pada hari Senin bahwa tambahan 200.000 barel per hari minyak bisa dihapus dari pasar jika sesuai dengan kesepakatan global untuk memotong output 100%. Di sisi lain persediaan minyak mentah komersil AS kemungkinan jatuh 3 juta barel pekan, berdasarkan jejak pendapat Reuters.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3065 seconds (0.1#10.140)