Menko Luhut: Gaji Pegawai JICT Lebih Tinggi dari Menteri
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku heran dengan aksi mogok kerja yang dilakukan para pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT). Padahal, gaji mereka jauh lebih besar dari dirinya.
Dia menyebutkan, gaji pegawai JICT mencapai Rp26 juta untuk level operator. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi kedua di dunia untuk ukuran gaji pegawai. (Baca Juga: Aksi SP JICT Tak Mengganggu Aktivitas Bongkar Muat Kapal).
"Soal pemogokan tadi itu, kan saya sudah bilang berkali-kali, saya juga bingung, wong gajinya nomor dua tertinggi di dunia Rp36 juta atau berapa itu operatornya," kata dia di Gedung BPPT Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Menurutnya, besaran gaji pegawi JICT melebihi jumlah gaji yang diterimanya dari negara. Dia mengaku, hanya menerima gaji sekitar Rp19 juta setiap bulannya.
"Ya operator yang di situ, gaji saya cuma Rp19 juta, menteri. Aneh lagi tuh, jadi katanya bonusnya kurang. Saya enggak tahu, ini nanti saya cek," tuturnya.
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini menegaskan agar para pekerja JICT tidak perlu melakukan aksi mogok kerja. Sebab, aksi mogok hanya dilakukan jika hak para pekerja tidak diberikan.
"Demo itu dilakukan kalau ada hak yang enggak dilakukan, misalnya di luar dari pada UMR, kan ini enggak," tegas Luhut.
Apalagi, tambah jenderal bintang empat ini, aksi mogok kerja tersebut akan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. "Tapi saya imbau jangan aneh-aneh, kalau ada hal-hal yang enggak benar ya diberitahu, tapi jangan memberikan jadi produksi enggak bagus. Saya minta tadi kepada keamanan, untuk lihat kalau memang perlu diproses hukum ya diproses hukum. Jangan mau demo-demo saja enggak jelas," tutur dia.
Dia menyebutkan, gaji pegawai JICT mencapai Rp26 juta untuk level operator. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi kedua di dunia untuk ukuran gaji pegawai. (Baca Juga: Aksi SP JICT Tak Mengganggu Aktivitas Bongkar Muat Kapal).
"Soal pemogokan tadi itu, kan saya sudah bilang berkali-kali, saya juga bingung, wong gajinya nomor dua tertinggi di dunia Rp36 juta atau berapa itu operatornya," kata dia di Gedung BPPT Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Menurutnya, besaran gaji pegawi JICT melebihi jumlah gaji yang diterimanya dari negara. Dia mengaku, hanya menerima gaji sekitar Rp19 juta setiap bulannya.
"Ya operator yang di situ, gaji saya cuma Rp19 juta, menteri. Aneh lagi tuh, jadi katanya bonusnya kurang. Saya enggak tahu, ini nanti saya cek," tuturnya.
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini menegaskan agar para pekerja JICT tidak perlu melakukan aksi mogok kerja. Sebab, aksi mogok hanya dilakukan jika hak para pekerja tidak diberikan.
"Demo itu dilakukan kalau ada hak yang enggak dilakukan, misalnya di luar dari pada UMR, kan ini enggak," tegas Luhut.
Apalagi, tambah jenderal bintang empat ini, aksi mogok kerja tersebut akan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. "Tapi saya imbau jangan aneh-aneh, kalau ada hal-hal yang enggak benar ya diberitahu, tapi jangan memberikan jadi produksi enggak bagus. Saya minta tadi kepada keamanan, untuk lihat kalau memang perlu diproses hukum ya diproses hukum. Jangan mau demo-demo saja enggak jelas," tutur dia.
(izz)