Konsumsi Tak Stabil, Pasokan Elpiji 3 Kg Ditambah

Kamis, 10 Agustus 2017 - 01:14 WIB
Konsumsi Tak Stabil, Pasokan Elpiji 3 Kg Ditambah
Konsumsi Tak Stabil, Pasokan Elpiji 3 Kg Ditambah
A A A
SOLO - PT Pertamina mulai melakukan penambahan fakultatif pasokan elpiji tiga kilogram (Kg) di lima daerah di Jawa Tengah yang pola konsumsinya belum stabil pasca Lebaran. Sebanyak 174.160 tabung melon digelontorkan di Kota Solo dan empat kabupaten sekitarnya menyusul kesulitan masyarakat mendapatkan elpiji 3 Kg.

Penjabat sementara (PJS) Area Manager Communication & Relation Pertamina Jawa Bagian Tengah Persero, Muslim Dharmawan mengatakan, penyaluran elpiji 3 kg di Jawa Tengah dan Yogyakarta saat Lebaran lalu meningkat 8%. Penyaluran normal yang rata rata 1.078.000 tabung naik menjadi 1.162.334 tabung.

“Setelah selesai masa-masa itu, Pertamina mencoba mengembalikan pola konsumsi sesuai dengan pola konsumsi normal di masing-masing wilayah. Sehingga Pertamina tidak pernah mengurangi suplai elpiji 3 kg,” kata Muslim Dharmawan di Solo, Rabu (9/8).

Namun ada beberapa daerah yang konsumsi elpiji 3 kg belum stabil dan tetap tinggi. Serta pemerintah daerah setempat meminta penambahan fakultatif kepada Pertamina. “Pertamina menyiapkan 174.160 tabung untuk total lima lokasi yang terindikasi pola konsumsinya belum stabil pasca lebaran lalu,” terangnya.

Di antaranya untuk Sragen sebanyak 47.040 tabung dengan periode penyaluran 2–8 Agustus 2017. Daerah itu penyaluran normalnya sebanyak 762.520 tabung/bulan. Kemudian Kota Solo sebanyak 47.040 tabung dengan periode penyaluran 5–12 Agustus.

Saat normal, penyaluran tabung di Solo sebanyak 714.520 tabung. Sedangkan pada periode 9–12 Agustus, Pertamina melakukan penambahan fakultatif di tiga lokasi yakni Karanganyar sebanyak 24.080 tabung, Sukoharjo 28.560 tabung, dan Klaten sebanyak 27.440 tabung. Penyaluran normal Karanganyar setiap bulan adalah 800.880 tabung, Klaten 27.440 tabung/bulan dan Sukoharjo 783.250/bulan.

Kebijakan penerapan distribusi elpiji 3 kg, berbeda dengan non-PSO. Dimana Pertamina mengikuti Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penyediaan dan Pendistribusian.

Pertamina mencoba mengembalikan secara bertahap pola ke konsumsi reguler. Sebab dikhawatirkan apabila tidak terkendali, pola konsumsi akan terus melonjak sampai akhir tahun. “Pertamina akan selalu siap untuk mensuplai kebutuhan elpiji 3 kg untuk masyarakat,” tegasnya.

Pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya kalangan ekonomi menengah untuk turut berperan serta mewujudkan pendistribusian dan penyaluran elpiji bersubsidi yang tepat sasaran.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo Subagiyo mengakui mengajukan penambahan kuoata elpiji melon kepada Pertamina. Hal itu dilakukan untuk menyikapi kelangkaan elpiji 3 kg yang terjadi akhir-akhir ini. “Kami sudah berkoordinasi dengan Hiswana Migas dan sudah disepakati meminta penambahan kuota 6% ke Pertamina,” ujar Subagiyo.

Kelangkaan yang terjadi belakangan dinilai wajar. Alasannya, kuota reguler yang disediakan untuk Solo dianggap kurang mencukupi. “Sekarang banyak orang menggelar hajatan. Sehingga kebutuhan elpiji bersubsidi meningkat,” tambahnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0998 seconds (0.1#10.140)