Rupiah Melemah, Dua Mata Uang Ini Ambil Untung dari Geopolitik

Kamis, 10 Agustus 2017 - 10:47 WIB
Rupiah Melemah, Dua Mata Uang Ini Ambil Untung dari Geopolitik
Rupiah Melemah, Dua Mata Uang Ini Ambil Untung dari Geopolitik
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di pasar spot, Kamis (10/8/2017) kembali melemah. Rupiah di indeks Bloomberg dibuka jatuh 11 poin atau 0,08% ke level Rp13.344 per USD.

Kemarin rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,15% ke Rp13.333 per USD. Rabu lalu, mata uang NKRI ini diperdagangkan di kisaran Rp13.320-Rp13.343 per USD.

Yahoo Finance pada Kamis ini mencatat rupiah melemah 8 poin atau 0,06% ke level Rp13.340 per USD, dibanding penutupan kemarin di Rp13.332 per USD.

Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, mata uang Garuda pada hari ini dibuka di level Rp13.351 per USD, terdepresiasi 8 poin dari penutupan kemarin di Rp13.343 per USD.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Kamis ini dipatok Rp13.338 per USD, alias melemah 14 poin dari posisi kemarin di Rp13.324 per USD.

Mulai meredanya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dengan Korea Utara, membuat USD beranjak pulih. Dikutip dari Reuters, franc Swiss yang sebelumnya mengambil untung, karena investor memandangnya sebagai safe haven asset beranjak mereda. Franc Swiss turun 0,1% terhadap USD menjadi 0,9645 per USD.

Kendati begitu, franc Swiss telah mengambil keuntungan besar dari faktor geopolitik, dimana sempat melonjak 1,1% terhadap USD pada Rabu kemarin. Francs Swiss juga melonjak 1,0% pada euro.

Yen yang kemarin juga mengambil cuan, mulai melemah terhadap USD. Kenaikan pada Rabu kemarin merupakan level tertinggi dalam hampir delapan minggu. Dolar pun berhasil naik tipis 0,1% menjadi 110,16 yen.

Franc Swiss dan yen merupakan mata uang paling dicari saat ketegangan geopolitik, karena dua negara ini memiliki surplus neraca transaksi berjalan yang besar. Jepang adalah negara kreditor terbesar di dunia, dimana investor Jepang akan menarik kembali kepemilikan mereka saat terjadi ketidakpastian global yang meningkat.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5101 seconds (0.1#10.140)