Ekonomi Jepang Kuartal II Melonjak Lewati Ekspektasi

Selasa, 15 Agustus 2017 - 02:19 WIB
Ekonomi Jepang Kuartal II Melonjak Lewati Ekspektasi
Ekonomi Jepang Kuartal II Melonjak Lewati Ekspektasi
A A A
TOKYO - Perekonomian Jepang berkembang pada laju tercepat dalam lebih dari dua tahun pada kuartal kedua tahun ini, karena belanja konsumen dan perusahaan meningkat.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (15/8/2017), negara dengan ekonomi terbesar ketiga ini secara tahunan ekonominya tumbuh 4,0% pada kuartal II, lebih kuat dari perkiraan. Hal ini mencatat pertumbuhan terpanjang yang tidak terputus dalam satu dekade.

Kegiatan ini diharapkan dapat terus meningkat pada kuartal mendatang, dengan menawarkan Bank of Japan (BOJ) berharap pasar tenaga kerja yang ketat akhirnya mulai mendorong upah dan belanja konsumen, yang pada gilirannya akan mempermudah inflasi yang terus berlanjut.

Data itu juga merupakan pembenaran bagi pemerintahan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang menghadapi kritik bahwa agenda ekonominya belum cukup berhasil untuk menghidupkan kembali nasib negara tersebut.

"Mesin pengeluaran konsumen dan belanja modal dengan baik di kuartal kedua, dan karena itulah permintaan domestik sangat kuat," kata Hidenobu Tokuda, ekonom senior di Mizuho Research Institute.

"Laju pertumbuhan mungkin sedikit meningkat, tapi kita masih dalam recovery mode, ini merupakan perkembangan positif untuk inflasi," imbuhnya.

Data pemerintah setempat menunjukkan, produk domestik bruto (PDB) secara tahunan sebesar 4,0% pada kuartal II, lebih tinggi dari perkiraan median untuk pertumbuhan tahunan sebesar 2,5% dan kenaikan terbesar sejak Januari-Maret 2015.

Dibandingkan triwulan sebelumnya, ekonomi tumbuh 1,0%, dibandingkan perkiraan median untuk pertumbuhan 0,6%. Pertumbuhan Jepang sebagian besar bergantung pada ekspor yang kuat di awal tahun, meskipun ada tanda-tanda konsumsi pribadi meningkat.

PDB tahunan untuk triwulan sebelumnya direvisi naik menjadi 1,5%, sementara PDB triwulan riil (inflasi disesuaikan) direvisi naik menjadi 0,4% dari kenaikan 0,3%.

Perekonomian tumbuh selama enam kuartal berturut-turut. Terakhir kali ekonomi berjalan enam kuartal berturut-turut adalah Januari-Maret 2005 sampai April-Juni 2006.

Konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar dua pertiga dari PDB, naik 0,9% dari kuartal sebelumnya, lebih tinggi dari perkiraan median pertumbuhan 0,5%.

Hal tersebut menandai ekspansi tercepat dalam lebih dari tiga tahun karena pembeli barang tahan lama seperti mobil dan peralatan rumah tangga. Konsumen juga menghabiskan lebih banyak uang untuk bersantap di luar rumah. Ini semua adalah tanda yang menggembirakan bahwa belanja konsumen bukan lagi titik lemah dalam prospek ekonomi Jepang.

Sementara, upah pegawai naik 0,7% pada kuartal II dari kuartal sebelumnya, yang merupakan kenaikan terbesar sejak Juli-September tahun lalu dan sebagai tanda lain dari kekuatan ekonomi.

"Fakta bahwa ekonomi dapat tumbuh sebesar ini tanpa keuntungan dalam ekspor menunjukkan fundamental kita solid," kata Hiroshi Miyazaki, ekonom senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

"Keuntungan konsumsi bisa sedikit melambat pada kuartal berikutnya, namun fondasi untuk pemulihan dalam belanja konsumen sudah ada," tambah dia.

Belanja modal melonjak 2,4% pada kuartal II dari kuartal sebelumnya, menggandakan perkiraan median dengan kenaikan 1,2%. Itu adalah pertumbuhan investasi bisnis tercepat sejak Januari-Maret 2014 karena perusahaan lebih banyak menggunakan perangkat lunak dan peralatan konstruksi.

Menteri Perekonomian Jepang Toshimitsu Motegi lebih berhati-hati terhadap prospek permintaan domestik dan berjanji untuk menerapkan langkah ekstra untuk memperkuat ekonomi.

"Jika Anda bertanya kepada saya apakah konsumsi pribadi telah pulih sepenuhnya, saya akan mengatakan bahwa hal itu masih belum memiliki kekuatan di beberapa bidang, yang perlu diikuti dengan kebijakan," kata Motegi kepada wartawan.

"Kami akan memastikan bahwa pemulihan yang didorong oleh permintaan domestik terus berlanjut, yang dibutuhkan adalah reformasi sisi penawaran. Kami akan memfokuskan upaya kami pada investasi sumber daya manusia, peningkatan produktivitas, dan strategi pertumbuhan baru," jelasnya.

Sementara pertumbuhan lebih cepat dari perkiraan, diperkirakan tidak akan mendorong Bank of Japan membongkar program stimulus massanya dalam waktu dekat, karena inflasi tetap sangat lemah.

Permintaan eksternal mengurangi 0,3% dari pertumbuhan PDB pada kuartal II sebagian karena peningkatan impor. Hal ini penting karena Jepang biasanya mengandalkan ekspor untuk mendorong pertumbuhan.

Sejak meluncurkan pelonggaran kuantitatif pada April 2013, BOJ telah mendorong kembali waktunya untuk mencapai target inflasi 2% enam kali karena belanja konsumen yang lemah.

Data PDB untuk kuartal II tahun ini menunjukkan konsumsi swasta akhirnya mulai bergerak ke arah yang telah diprediksi oleh BOJ dan menteri pemerintah lainnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6723 seconds (0.1#10.140)