Harga Minyak Dunia Stabil meski Produksi AS Naik

Senin, 21 Agustus 2017 - 09:31 WIB
Harga Minyak Dunia Stabil meski Produksi AS Naik
Harga Minyak Dunia Stabil meski Produksi AS Naik
A A A
SINGAPURA - Harga minya dunia pada perdagangan hari ini stabil, mempertahankan kenaikan besar yang terjadi pada Jumat pekan kemarin, meskipun terjadi kenaikan produksi di AS yang membebani harapan pasar akan mengencangkan persediaan minyak mentah turun 13% sejak Maret.

Seperti dikutip dri Reuters, Senin (21/8/2017), harga minyak mentah brent, patokan harga minyak internasional berada di level USD52,72 per barel pada pukul 01.39 GMT, tidak berubah dari penutupan terakhir mereka.

Sementara, harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD48,54 per barel atau naik 3 sen dari posisi terakhir mereka. Hal ini terjadi setelah kenaikan harga 3% pada Jumat.

Peloaku pasar mengatakan bahwa pasar agak tertahan oleh kenaikan produksi AS yang telah menembus 9,5 juta barel per hari (bpd), tertinggi sejak Juli 2015.

Namun, kenaikan produksi AS mungkin akan melambat, karena perusahaan energi memotong pengeboran rig untuk minyak baru pada pekan kedua, perusahaan jasa energi Baker Hughes melaporkan pada Jumat. Drillers memotong lima rig minyak sampai 18 Agustus, sehingga jumlah totalnya turun menjadi 763.

"Jumlah rig mengalami penurunan terbesar sejak Januari, menambah tanda-tanda bahwa pasar sedang mengencang," kata bank ANZ pada hari ini.

Selain itu, persediaan minyak mentah AS telah turun hampir 13% dari posisi puncak Maret menjadi 466,5 juta barel. Analis mengatakan bahwa penurunan persediaan minyak mentah, meski terjadi kenaikan produksi, mengindikasikan pasar sudah mengencangkan.

"Penyaluran ulang pasar minyak berjalan dengan baik sesuai data inventaris, namun pasar sangat terfokus pada fakta bahwa pasokan serpih terus meningkat," kata William O'Loughlin, analis investasi di Rivkin Securities Australia.

"Lintasan persediaan minyak mentah jelas turun dan akan mengejutkan jika pasar akan dapat mengabaikan penarikan lanjutan," tuturnya.

Para pelaku pasar mengatakan, di luar Amerika Serikat, pemadaman ladang minyak Sharara di Libya bisa meredam arus dalam jangka pendek.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0322 seconds (0.1#10.140)