Sri Mulyani: RAPBN 2018 Antara Optimisme dan Kehati-hatian

Senin, 21 Agustus 2017 - 15:16 WIB
Sri Mulyani: RAPBN 2018 Antara Optimisme dan Kehati-hatian
Sri Mulyani: RAPBN 2018 Antara Optimisme dan Kehati-hatian
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 berada di antara optimisme dan kehati-hatian. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di level 5,4% menurutnya bakal masih mengandalkan konsumsi rumah tangga yang diprediksi tumbuh 5,1% serta investasi 6,3% dan ekspor 5,1%.

"Kami menargetkan untuk pertumbuhan ekonomi 5,4%. Seperti diketahui sebelumnya pembahasan dengan dewan disetujui 5,2%-5,6%, jadi 5,4% adalah titik tengah yang seimbang. Saya menyebutkan ini antara optimisme dan kehati-hatian," ungkap dia saat menjelaskan kembali tentang susunan RAPBN 2018 di kantornya, Jakarta, Senin (21/8/2017).

Dalam penjelasannya, Ia menerangkan untuk asumsi dasar makro ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 5,4%, inflasi 3,5%, nilai tukar rupiah terhadap dolar (kurs) Rp13.500/USD. Selanjutnya suku bunga SPN 3 bulan 5,3%, harga minyak dunia USD48 per barel, lifting minyak 800 ribu barel per hari serta lifting gas 1,2 juta setara minyak.

"Jadi konferensi pers ini merupakan series setelah Presiden (Joko Widodo) membacakan nota keuangan. Kemudian setelahnya diadakan konferensi pers, tapi belakangan ini banyak yang membahas RAPBN 2018," jelas Sri Mulyani.

"Untuk yang menonjol adalah PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) itu investasi tumbuh di 6,3%, ekspor 5,1%, jika dibandingkan APBN-P, ini asumsi penting mendasari kita assessment, dunia relatif stabil, sehingga kita bisa ekspor, IMF pertumbuhan ekonomi dunia tadinya sangat optimis akhirnya kurangi optimisme, itulah kenapa kita pakai 5,4%," sambungnya.

Dalam konferensi pers tersebut, Sri Mulyani didampingi oleh pejabat eselon I Kementerian Keuangan, seperti Dirjen Anggaran Askolani, Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi, Dirjen Perbendaharaan Marwanto, Ditjen Kekayaan Negara Issa Rachmatarwata, Dirjen Perimbangan Keuangan Boediarso Teguh Widodo, Kepala BKF Suahasil Nazara, Dirjen PPR Robert Pakpahan, dan Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak Suryo Utomo.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2319 seconds (0.1#10.140)