Kemenperin Targetkan 1 Juta SDM Tersertifikasi

Senin, 21 Agustus 2017 - 19:28 WIB
Kemenperin Targetkan 1 Juta SDM Tersertifikasi
Kemenperin Targetkan 1 Juta SDM Tersertifikasi
A A A
JAKARTA - Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kemajuan sumber daya manusianya. Untuk menggapai SDM terampil, Kementerian Perindustrian menggenjot program pendidikan vokasi yang link and match, antara SMK dengan industri. Program ini akan terus dikembangkan di setiap provinsi di seluruh Indonesia.

Kemenperin menyatakan pengembangan SDM yang terampil, dapat memacu produktivitas dan keunggulan sektor manufaktur nasional, selain melalui modal dan teknologi. Kementerian lantas menargetkan pada 2019 mendatang, terdapat 845.000 orang lulusan pendidikan vokasi. Hal ini sebagai bagian dari sasaran nasional menciptakan 1 juta SDM tersertifikasi.

Selain upaya mencetak tenaga kerja yang kompeten dan profesional, Kemenperin juga menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan (Diklat) industri dengan sistem 3in1 (pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja).

Pada periode 2014-2016, mereka yang sudah terserap di perusahaan sebanyak 37.334 orang. Diklat ini antara lain untuk pembelajaran di bidang garmen, alas kaki, elektronika, animasi, pengolahan kakao dan rumput laut, kemasan, otomotif, serta furniture

"Kami pun akan memfasilitasi peningkatan kompetensi guru SMK melalui pelatihan dan pemagangan di industri, serta penyediaan silver expert sebagai tenaga pengajar di SMK," kata Sekjen Kemenperin Haris Munandar melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (21/8/2017).

Pada tahun 2018, Haris menyebutkan, Kemenperin menargetkan tersedianya 1.050 tenaga pengajar yang kompeten dan profesional di SMK. Berbagai pelaksanaan program strategis tersebut berdasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan.

Haris menyampaikan, unit-unit pendidikan di lingkungan Kemenperin menjadi role model karena telah menerapkan sistem pembelajaran yang berbasis kompetensi. "Para lulusannya hampir semua terserap di dunia kerja," katanya.

Hingga saat ini, Kemenperin memiliki sembilan SMK, sembilan politeknik, dan satu akademi komunitas. Haris mencontohkan, salah satu SMK di bawah binaan Kemenperin yang berprestasi adalah Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor (SMAKBO). "Rata-rata nilai ujian nasional para siswa SMAKBO tertinggi dari seluruh SMK se-Jawa Barat," tutur Haris.

Lebih lanjut, menurut Haris, selama ini Kemenperin fokus mendorong pendidikan berbasis kebutuhan industri, seperti SMK di Banda Aceh dengan spesialisasi pengolahan produk berbasis kelapa sawit. Adapun di Bandar Lampung, spesialisasi pengolahan karet dan singkong, Yogyakarta spesialisasi proses produksi minyak atsiri, Pontianak spesialisasi teknik mesin dan kimia, serta Makassar spesialisasi pengolahan kakao.

Politeknik dan Akademi Komunitas Kemenperin juga memiliki spesialisasi pendidikan untuk memenuhi pasar sektor manufaktur. Di antaranya berbasis teknologi industri pangan, komponen kendaraan, kimia, produk kulit, tekstil, dan pengolahan logam. "Di Politeknik STTT Bandung akan dibuka program S2 untuk tekstil," pungkas Haris.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6778 seconds (0.1#10.140)