IHSG Tertunduk 12,02 Poin, Bursa Asia Tertekan Menguatnya Euro

Senin, 28 Agustus 2017 - 16:24 WIB
IHSG Tertunduk 12,02 Poin, Bursa Asia Tertekan Menguatnya Euro
IHSG Tertunduk 12,02 Poin, Bursa Asia Tertekan Menguatnya Euro
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin (28/8/2017) turun 12,02 poin atau 0,20% ke level 5.903,34.

Pada awal perdagangan, indeks dibuka turun 4,95 poin atau 0,08% ke level 5.910,41. Sepanjang Senin ini, IHSG bergerak di level 5.890,48-5.914,48.

Tidak adanya sentimen positif di dalam negeri, serta imbas bursa Asia yang tertekan atas menguatnya euro terhadap USD, membuat bursa terpapar. Semua sektor saham terpantau bearish, dengan pertambangan turun 0,77%, disusul saham properti yang jatuh 0,66%.

Dari 481 saham yang diperdagangkan, 227 tertekan, 129 naik, dan 125 stagnan. Nilai transaksi saham mencapai Rp5,64 triliun dari 11,48 miliar lembar saham. Transaksi bersih asing Rp37,21 miliar, dengan aksi beli asing Rp1,03 triliun berbanding aksi jual asing Rp993,66 miliar.

Sementara itu, pasar Asia ditutup variatif, karena indeks Asia mendapat tekanan setelah euro melonjak menyusul pidato Gubernur The Fed Janet Yellen pada Jumat akhir pekan, dalam pertemuan para bankir bank sentral.

Melansir CNBC, Senin (28/8/2017), indeks Nikkei 225 Jepang ditutup turun tipis 0,01% pada 19.449,9. Menyebrangi Selat Korea, Kospi turun 0,35% atau 8,21 poin ditutup pada 2.370,3 karena aksi jual di saham teknologi membebani pasar yang lebih luas.

Indeks ASX 200 Australia tertekan imbas jatuhnya saham keuangan sebesar 0,85%. Indeks Australia turun 0,59% atau 33,96 poin, ditutup pada 5.709,9.

Pasar China berbeda dengan lainnya dengan naik lebih tinggi, dimana Hang Seng Hong Kong berakhir naik 0,01%. Bursa Shanghai menguat 0,94% atau 31,29 poin, ditutup pada 3.362,81 dan Shenzhen bertambah 1,394% atau 26,63 poin, berakhir pada 1.936,76.

Ketua Federal Reserve Janet Yellen tidak memberikan petunjuk mengenai prospek kebijakan moneter dalam pidatonya di sebuah pertemuan perbankan sentral di Jackson Hole, Wyoming, AS. Dia berpendapat bahwa reformasi yang menerapkan krisis pasca-keuangan telah "membuat sistem lebih aman." Beberapa pengamat pasar menganggap komentar Yellen diarahkan pada Presiden Donald Trump dan pemerintahannya.

Sementara, Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi tidak berkomentar mengenai kekuatan euro, sehingga memberi dorongan dengan euro naik menjadi USD1,1963 per EUR, level tertingginya sejak Januari 2015.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6314 seconds (0.1#10.140)