Ekonom Berharap Suku Bunga Inggris Tak Naik hingga 2019

Senin, 04 September 2017 - 11:22 WIB
Ekonom Berharap Suku Bunga Inggris Tak Naik hingga 2019
Ekonom Berharap Suku Bunga Inggris Tak Naik hingga 2019
A A A
LONDON - Sebagian besar ekonom tidak mengharapkan suku bunga Inggris meningkat hingga 2019, meskipun inflasi berada di atas target berdasarkan survei snapshot BBC. Mayoritas koresponden berpikir Komite Kebijakan Moneter Bank of England (MPC) akan enggan untuk menaikkan suku bunga selama negosiasi Brexit.

Seperti dilansir BBC, Senin (4/9/2017) di sisi lain inflasi telah berdiri pada rekor terendah sebesar 0,25% sejak Agustus 2016. Pertama sejak Maret 2009, ketika itu turun menjadi 0,5%. Pekan lalu salah satu anggota MPC Michael Saunders mengutarakan kenaikan sederhana diperlukan untuk mengekang inflasi tinggi, yang berada di level 2,6% pada bulan Juli.

Pada bulan Juni, tiga dari delapan anggota MPC memilih kenaikan untuk pertama kalinya sejak Mei 2011 bahwa begitu banyak yang ingin mengencangkan kebijakan. Bulan yang sama, kepala ekonom Andy Haldane juga memberikan sinyal kenaikan suku bunga tahun ini.

Namun, Gubernur Bank Mark Carney dalam sambutannya Mansion House di akhir bulan Juni, mengatakan saat ini bukanlah waktunya untuk memulai menaikkan suku sekali lagi. Hal senada disampaikan Corporate Banking Santander Global Stuart Green mengaku tidak mengharapkan kenaikan suku bunga terjadi sebelum 2019.

"Kami percaya bahwa para pembuat kebijakan akan enggan untuk mengencangkan kebijakan moneter sampai kejelasan besar muncul di Inggris setelah keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) terkait kepastian kerangka perdagangan. Harapan kami penurunan inflasi hingga 2018 juga harus mengurangi tekanan untuk kenaikan suku bunga" katanya.

Lain lagi dengan ekonom di Morgan Stanley yang menerangkan tidak mengharapkan adanya perubahan hingga Maret 2019. Sedangkan Oxford Economics Andrew Goodwin menyarakan tidak akan terjadi hingga kuartal ketiga tahun itu. Demikian pula, Fabrice Montagne di Barclays, mengharapkan harga untuk bertahan hingga setidaknya 2019.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5060 seconds (0.1#10.140)