Pertamina Patra Niaga Lakukan Pengisian Perdana Sustainable Aviation Fuel Bagi Penerbangan Komersil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk mensukseskan rangkaian pengujian Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai upaya pengembangan dan penyaluran bahan bakar yang lebih ramah lingkungan bagi industri aviasi.
Komitmen tersebut diwujudkan dengan disiapkannya infrastruktur Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dan tim guna menyalurkan SAF di 2 bandara yakni Soekarno-Hatta Cengkareng dan Adi Soemarmo Solo untuk melayani penerbangan komersil perdana yang dilakukan maskapai Garuda Indonesia menggunakan bahan bakar SAF.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan bahwa sebelumnya Pertamina Patra Niaga telah menerima stok SAF sebanyak 80 Kilo Liter (KL) untuk digunakan dalam rangkaian tes SAF. Untuk kebutuhan penerbangan komersil perdana, Pertamina Patra Niaga juga menyiapkan sebanyak 40 Kilo Liter (KL) di Soekarno-Hatta Aviation Fuel Terminal and Hydrant Installation (SHAFTHI) dan pengisian kembali di DPPU Adi Soemarmo sekitar 5 KL.
“Pertamina Patra Niaga sudah siap untuk memenuhi kebutuhan tersebut, saat ini stok SAF yang kami punya masih memilik stok sekitar 45 KL. Sebelum disalurkan, Pertamina Patra Niaga juga terus melakukan uji dan cek kualitas SAF tersebut sebagai jaminan SAF yang disalurkan sesuai dengan spesifikasi standard internasional sejak awal rangkaian tes,” ucap Riva.
Bagi Pertamina Patra Niaga, keberhasilan penerbangan perdana dengan SAF di Indonesia ini menurut Riva adalah sebuah capaian baru. Pengembangan dan penyaluran bahan bakar aviasi dengan bauran energi terbarukan yang rendah emisi ini mungkin dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi yang mencapai 16,2% secara global di tahun 2020, termasuk transportasi udara.
“Itulah mengapa penggunaan SAF sudah masuk dalam transisi energi di dunia dan telah digunakan di beberapa bandara oleh maskapai penerbangan. Fokus Pertamina Patra Niaga saat ini terus mempersiapkan infrastruktur dan kapabilitas man power dalam penyaluran SAF, sehingga kedepannya kami sudah siap melayani penyaluran SAF,” ujar Riva.
Selain mempersiapkan infrastruktur, Pertamina Patra Niaga juga akan menjaga koordinasi dengan seluruh pihak terlibat dalam mengkaji usulan regulasi dan strategi yang mendukung komersialisasi SAF di Indonesia.
“Ini akan menjadi langkah Pertamina grup selanjutnya dalam menjalankan program transisi energi sekaligus untuk mencapai target Net Zero Emission 2060. Penyaluran SAF yang dilakukan Pertamina Patra Niaga membutuhkan koordinasi dan keterlibatan seluruh stakeholder, menuju penyediaan avtur yang lebih ramah lingkungan bagi industri penerbangan Indonesia,” tutur Riva sebagai penutup.
Komitmen tersebut diwujudkan dengan disiapkannya infrastruktur Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dan tim guna menyalurkan SAF di 2 bandara yakni Soekarno-Hatta Cengkareng dan Adi Soemarmo Solo untuk melayani penerbangan komersil perdana yang dilakukan maskapai Garuda Indonesia menggunakan bahan bakar SAF.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan bahwa sebelumnya Pertamina Patra Niaga telah menerima stok SAF sebanyak 80 Kilo Liter (KL) untuk digunakan dalam rangkaian tes SAF. Untuk kebutuhan penerbangan komersil perdana, Pertamina Patra Niaga juga menyiapkan sebanyak 40 Kilo Liter (KL) di Soekarno-Hatta Aviation Fuel Terminal and Hydrant Installation (SHAFTHI) dan pengisian kembali di DPPU Adi Soemarmo sekitar 5 KL.
“Pertamina Patra Niaga sudah siap untuk memenuhi kebutuhan tersebut, saat ini stok SAF yang kami punya masih memilik stok sekitar 45 KL. Sebelum disalurkan, Pertamina Patra Niaga juga terus melakukan uji dan cek kualitas SAF tersebut sebagai jaminan SAF yang disalurkan sesuai dengan spesifikasi standard internasional sejak awal rangkaian tes,” ucap Riva.
Bagi Pertamina Patra Niaga, keberhasilan penerbangan perdana dengan SAF di Indonesia ini menurut Riva adalah sebuah capaian baru. Pengembangan dan penyaluran bahan bakar aviasi dengan bauran energi terbarukan yang rendah emisi ini mungkin dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi yang mencapai 16,2% secara global di tahun 2020, termasuk transportasi udara.
“Itulah mengapa penggunaan SAF sudah masuk dalam transisi energi di dunia dan telah digunakan di beberapa bandara oleh maskapai penerbangan. Fokus Pertamina Patra Niaga saat ini terus mempersiapkan infrastruktur dan kapabilitas man power dalam penyaluran SAF, sehingga kedepannya kami sudah siap melayani penyaluran SAF,” ujar Riva.
Selain mempersiapkan infrastruktur, Pertamina Patra Niaga juga akan menjaga koordinasi dengan seluruh pihak terlibat dalam mengkaji usulan regulasi dan strategi yang mendukung komersialisasi SAF di Indonesia.
“Ini akan menjadi langkah Pertamina grup selanjutnya dalam menjalankan program transisi energi sekaligus untuk mencapai target Net Zero Emission 2060. Penyaluran SAF yang dilakukan Pertamina Patra Niaga membutuhkan koordinasi dan keterlibatan seluruh stakeholder, menuju penyediaan avtur yang lebih ramah lingkungan bagi industri penerbangan Indonesia,” tutur Riva sebagai penutup.
(dsa)