Telkom Bedah Rumah Pensiunan

Minggu, 10 September 2017 - 00:19 WIB
Telkom Bedah Rumah Pensiunan
Telkom Bedah Rumah Pensiunan
A A A
JAKARTA - Sedikitnya 152 rumah pensiunan tidak layak sepanjang tahun ini telah diperbaiki Badan Otonom Bedah Rumah Persatuan Pensiunan Telkom (Batom BR P2TEL) yang disokong Direktorat Human Capital Management (HCM) PT Telkom.

Jika direkapitulasi, program yang berjalan sejak tahun 2013 ini, telah merenovasi total 279 rumah pensiunan di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Alor, Nusa Tenggara Timur, dengan rerata renovasi rumah berkisar Rp30 juta per bangunan.

Ketua Batom BR P2TEL, Mustadjab Admodihardjo mengatakan, direktorat HCM mulai tahun ini mensokong sebagai unit dengan dana total sokongan lebih dari Rp5 miliar. Bujet ini disalurkan melalui unit di bawah HCM PT Telkom yakni Yayasan Kesehatan (Yakes) Telkom, Dana Pensiunan (Dapen) Telkom, dan Community Developement PT Telkom.

"Sejak 2015 sebenarnya sudah ikut terlibat bedah rumah namun lebih ke inisiatif unit, bukan direktorat. Tahun 2017 ini, ada SK yang ditandantangani Direktur HCM Telkom guna merenovasi 152 rumah.Dan dari Juli 2017 hingga ulang tahun ke-53 Telkom pada 6 Juli 2018 akan merenovasi 153 rumah," katanya dalam keterangan resminya, Sabtu (9/9/2017).

Menurut dia, penerima program adalah karyawan Telkom dengan kriteria antara lain janda atau duda pensiunan, memiliki manfaat pensiunan bulanan tidak lebih dari Rp1 juta, serta memiliki tanah dengan sertifikat sendiri. Penerima diusulkan dari 114 cabang P2Tel se-Indonesia, untuk kemudian dievaluasi dan diputuskan Batom BR P2TEL.

Renovasi sendiri ditargetkan selesai 21 hari dengan kustomisasi renovasi akan menyesuaikan kondisi di lapangan, termasuk pemberdayaan lingkungan sekitar, sehingga pensiunan akhirnya memperoleh bangunan jauh lebih layak dari sebelumnya.

Selain membedah 152 rumah tahun ini dan rencana 153 bangunan untuk tahun depan, program sudah diimplementasikan sebanyak 15 rumah di tahun 2013, 36 rumah (2014), 25 rumah (2015), serta 46 rumah (2016). Jika dua tahun awal terfokus di Pulau Jawa, maka program diterapkan Pulau Jawa dan luar Jawa sejak tahun 2015 lalu.

"Persepsi publik tentang Telkom selalu memadai. Namun faktanya, terutama pensiunan tahun 2002 ke bawah, uang pensiunannya sangat tidak memadai sehingga terpaksa tinggal di rumah tidak layak sekaligus tidak sehat," kata Mustadjab.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6294 seconds (0.1#10.140)