Mughnii Land Bangun Villa Mewah di Tabanan Bali

Sabtu, 16 September 2017 - 17:19 WIB
Mughnii Land Bangun Villa Mewah di Tabanan Bali
Mughnii Land Bangun Villa Mewah di Tabanan Bali
A A A
JAKARTA - Bali dikenal sebagai destinasi wisata Indonesia yang paling kesohor di dunia. DestinAsian Readers Choice Award (RCA) yang bermarkas di Singapura, pada 2017 kembali mendaulat Bali sebagai destinasi wisata paling favorit.

Ini penghargaan terbaik selama 12 tahun berturut-turut. Dengan pesonanya, meski jumlah hotel di Bali sudah cukup padat, tercatat lebih dari 15.000 hotel, tidak menurunkan minat pengembang membangun properti di sana, terutama sektor resor maupun villa hotel (vilatel).

Pesona Bali menggerakkan PT Mahakarya Evelyn-Almeera Mughnii Development (Mughnii Land) membangun villa mewah berkonsep vilatel di dekat Pantai Beraban, Tanah Lot, Tabanan, yang merupakan lokasi sunrise properti di Bali saat ini.

Berdiri di atas lahan 16 hektare (ha), Mughnii Land membangun 555 Island Bali, sebuah vilatel dengan konsep resor, yang terdiri dari 827 unit. Sebanyak 807 unit dijual ke konsumen, kecuali 20 unit tertentu sebagai milik pengembang.

Secara lokasi, kawasan vilatel 555 Islands ini berada di gugusan Desa Wisata Beraban yang mempunyai potensi besar dalam bidang wisata. Dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam dari Bandara Ngurah Rai, lokasi Desa Beraban ini sangat strategis sehingga membuat desa wisata di Kota Tabanan ini sudah cukup dikenal dalam dunia pariwisata.

Pemilik PT Mahakarya Evelyn-Almeera Mughnii Development Djoko Purwoko mengatakan, 555 Islands dikembangkan dengan konsep villatel mewah di tepi pantai yang dilengkapi dengan private pool.

"Di sini, kami menawarkan dua tipe unit, yakni tipe 32 dan tipe 56 dengan private pool dengan status hak milik dan kami kemas dengan berbagai fasilitas menarik untuk wisatawan," ujarnya kepada SINDOnews, Sabtu (16/9/2017).

Dengan konsep vilatel, 555 Islands terbuka untuk investor yang menginginkan investasi menarik dan istimewa di Bali. Melalui pengelolaan vilatel oleh developer sendiri, Djoko meyakini 555 Islands bisa menjadi pilihan menarik berkat keistimewaan yang dimilikinya.

Selain Bali, salah satu kota bidikan Djoko lainnya adalah Bandung yang dinilai memiliki banyak investor potensial. Pengembang berencana menghelat agenda customer gathering pada Minggu, 17 September di Hotel Trans Studio, Bandung.
"Bandung saya rasa bisa dijadikan pasar menarik bagi vilatel kami karena selain nilai investasi yang ditawarkan terjangkau, juga peluang keuntungannya pun menjanjikan," terang Djoko.

Untuk itu pihaknya mengajak para investor di Bandung untuk menghadiri acara customer gathering tersebut agar bisa mengenal lebih dekat dengan 555 Islands. "Dan rute pesawat juga memudahkan investor karena dari Bandung bisa langsung ke Bali," tambahnya.

Untuk meyakinkan calon investor, Djoko menyebutkan, pasaran sewa unitnya sekitar Rp1,5 juta/malam untuk tipe terkecil (32/60) dengan garansi pendapatan sewa Rp5 juta/bulan selama masa KPR maksimal 15 tahun.

Menariknya, dia memberikan pembagian pendapatan sewa 70% untuk investor dan 30% untuk pengembang. Garansi sewa tersebut mulai dihitung setelah vilatel beroperasi selama 7 bulan. Dia mencontohkan, bila dalam sebulan unit milik investor hanya tersewa sebanyak 10 hari, berarti Rp1,5 juta dikali 10 hari menghasilkan Rp15 juta. Sebanyak Rp10,5 juta menjadi hak pemilik, sisanya untuk pengembang.

Jika harga unit termurah Rp495 juta (harga KPR), maka DP-nya adalah Rp50 juta (10%) dengan plafon pinjaman Rp445 juta dan cicilannya Rp4,5 juta per bulan selama masa tenor 15 tahun dan bunga 9% per tahun. Dengan demikian pemilik unit masih dapat surplus Rp6 juta per bulan.

"Jadi selama 15 tahun ibaratnya cicilan KPR-nya kami gratiskan. Kalaupun enggak dapat penyewa dalam sebulan, kami sudah kasih garansi sewa Rp5 juta per bulan," kata Djoko.

Beberapa keunggulan yang ditawarkan pengembang antara lain, harga yang masih terjangkau, yakni untuk tipe unit 32/60 dan 56/60 seharga Rp395 dan Rp900 juta per unit (tunai). Jika dibeli secara KPR, tipe termurah dipatok Rp495 juta dengan uang muka 15% langsung lunas.

"Pembelian bisa juga secara tunai bertahap hingga 24 bulan dengan DP Rp50 juta," tambah dia.

Kedua, tingkat okupansi yang cukup tinggi mencapai 45%-70%. Jika dibanding dengan beberapa villa di sekitaran 555 Islands dengan lokasi lebih jauh dari pemandangan pantai, tingkat okupansinya sekitar 70% dengan nilai sewa Rp12 juta sampai Rp16 juta/malam. "Ada juga Unadatu yang Rp1,2 juta per malam," ungkapnya.

Untuk tahap pertama dipasarkan 100 unit vilatel dengan respons cukup baik. Djoko menyebutkan bahwa dalam dua pekan, villa yang akan dibangun pada Desember tahun ini telah terpesan 59 unit.

Keistimewaan berikutnya, vilatel ini menggunakan Sertifikat Hak Milik bagi investor. Berbeda dengan lainnya yang masih Sertifikat Hak Guna Bangunan, unit yang dimiliki pasti lebih terjamin dan lebih menguntungkan karena propertinya selamanya milik konsumen dan kapan pun bisa dijual.

"Saya menargetkan proyek ini selesai pada pertengahan 2019. Meski pasar properti sedikit lesu, tapi saya yakin konsep hak milik ini bisa menarik minat investasi. Apalagi dengan diferensiasi yang kami tawarkan, pasar pasti tertarik," ujarnya optimistis.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3926 seconds (0.1#10.140)