Kurangi Ketergantungan Impor Minyak dengan Tingkatkan EBTKE

Rabu, 27 September 2017 - 04:17 WIB
Kurangi Ketergantungan Impor Minyak dengan Tingkatkan EBTKE
Kurangi Ketergantungan Impor Minyak dengan Tingkatkan EBTKE
A A A
BANDUNG - Alumni Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung angkatan 1987, menggelar hari jadi mereka ke-30. Berbeda dengan lazimnya acara reuni, yang ibarat arisan, para alumni ini menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema "Peluang dan Tantangan Investasi di Bidang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)".

Muhdi Sakinah, salah satu panitia peringatan 30 tahun alumni Teknik Mesin ITB angkatan 1987, mengatakan, dewasa ini, konsumsi minyak bumi Indonesia melebihi produksi sehingga menjadikan Indonesia sebagai importir minyak bumi. Di sisi lain, cadangan penyangga energi lain yang dapat memberikan jaminan pasokan dalam waktu tertentu apabila terjadi kondisi krisis dan darurat energi belum bisa diandalkan.

Dalam upaya mengatasi ketergantungan terhadap impor minyak ini, mengharuskan langkah yang lebih agresif dalam mencari sumber-sumber pasokan (energi fosil) baru dan melakukan perubahan radikal untuk pembangunan energi baru terbarukan (EBTKE).

Republik ini, kata Muhdi, dikaruniai sumber daya energi primer yang sangat potensial untuk membangun pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan: nuklir, tenaga panas bumi, tenaga air, biomassa, tenaga angin, tenaga surya, serta energi gelombang laut yang belum termanfaatkan secara optimal.

"Hal ini jelas suatu peluang sangat potensial dalam bidang energi. Agar peluang tersebut bisa diraih, perlu dicari solusi tentang bagaimana terhadap hal-hal terkait," kata Muhdi melalui sambungan telepon, Selasa (26/9/2017).

Karena itu, ujar Muhdi, FGD ini digelar dengan tujuan, pertama mengenal lebih jauh tentang permasalahan dalam dunia energi baru terbarukan dan konservasi energi di pemerintahan, BUMN, perguruan tinggi, dan para industriawan. Kedua, untuk memberikan masukan kepada para stakeholder EBTKE tentang bentuk kerja sama antara pemerintah, BUMN, dan industri swasta dalam memanfaatkan peluang dalam bidang EBTKE di dalam negeri.

"Ketiga memberikan usulan dan solusi bentuk investasi dalam bidang industri EBTKE yang mampu memberikan daya tarik bagi para pelaku industri. Juga memberi masukan kepada pemerintah. Saat ini, investasi di bidang EBTKE sulit, peraturan tumpang tindih, tarif murah sementara investasinya mahal. Akibatnya, investor, terutama swasta malas bergelut di bidang ini," ujar Muhdi.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5222 seconds (0.1#10.140)