Ekonomi Inggris Tumbuh Paling Lamban Sejak 2013

Jum'at, 29 September 2017 - 20:11 WIB
Ekonomi Inggris Tumbuh Paling Lamban Sejak 2013
Ekonomi Inggris Tumbuh Paling Lamban Sejak 2013
A A A
LONDON - Ekonomi Inggris tumbuh dengan kecepatan tahunan yang paling lamban sejak 2013 dalam tiga bulan sampai Juni, berdasarkan angka resmi yang sudah direvisi. Produk domestik bruto (PDB) tumbuh sebesar 1,5% dari tahun sebelumnya, seperti disampaikan kantor untuk Statistik Nasional (Office for National Statistics/ONS) atau turun dari perkiraan sebelumnya 1,7%.

Namun, tingkat pertumbuhan kuartalan tetap tidak berubah pada 0,3% seperti dilansir BBC, Jumat (29/9/2017). Sektor jasa seperti disampaokan ONS menjadi kunci kontrak 0,2% pada bulan Juli. ONS mengatakan faktor penting saat musim gugur adalah penurunan aktivitas di industri film terutama setelah kuat di Juni. Dalam tiga bulan hingga Juli, sektor jasa tumbuh sebesar 0,5% dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya.

ONS mengatakan pertumbuhan kuartal per kuartal menjadi yang tertinggi sepanjang 2017 sejauh ini. Angka yang disampaikan ONS juga menunjukkan bahwa defisit Inggris melebar 23,3 miliar poundsterling di April sampai dengan periode Juni dibandingkan dengan defisit sebesar 22,3 miliar pounds pada kuartal tahun sebelumnya.

Pelemahan melebihi ekspektasi terjadi pada layanan, lantaran adanya keraguan apakah Bank of England akan menaikkan suku bunga akhir tahun ini. Baru-baru ini, beberapa pembuat kebijakan Bank telah mengisyaratkan bahwa akan ada kenaikan segera, dan sebelumnya Gubernur Bank Mark Carney tidak mengharapkan kenaikan dalam waktu dekat.

Sementara Kepala Ekonom IHS Markit Chris Williamson mengutarakan, angka ONS terbaru menyarankan tidak harus ada kenaikan suku bunga. "Dari perspektif sejarah Bank of England, belum pernah terjadi sebelumnya untuk bank sentral untuk mengencangkan kebijakan dengan data yang menunjuk ke pertumbuhan ekonomi. Namun pembuat kebijakan terus memberi harapan bahwa suku bunga akan naik segera menanggapi inflasi yang lebih tinggi dari yang diharapkan," terang dia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4982 seconds (0.1#10.140)