Pengamat Sebut Elpiji 3 Kg Rawan Diselewengkan

Minggu, 01 Oktober 2017 - 21:35 WIB
Pengamat Sebut Elpiji 3 Kg Rawan Diselewengkan
Pengamat Sebut Elpiji 3 Kg Rawan Diselewengkan
A A A
JAKARTA - Kebijakan pemerintah yang belum pernah menaikkan harga elpiji 3 kilogram (kg) sejak komoditi tersebut diluncurkan kurang lebih satu dekade lalu telah menimbulkan disparitas harga yang cukup tinggi dengan harga elpiji non subsisi (12 kg dan 50 kg).

Harga elpiji 3 kg selama ini diberlakukan sama dengan harga minyak tanah subsidi di masa lalu, yang saat itu selalu tetap di angka Rp2.500 per liter.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik (Pusekepi), Sofyano Zakaria mengatakan, selisih harga yang cukup lebar tersebut berpotensi diselewengkan. "Dampaknya adalah alokasi elpiji 3 kg untuk rakyat tidak mampu malah lari ke pihak lain yang tidak berhak karena diselewengkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Ini harus jadi perhatian pemerintah," ujar Sofyano di Jakarta, Minggu (1/10/2017).

Menurut pengamat kebijakan energi ini, elpiji 3 kg memang bukan barang bisnis. Karena itu, memasarkan elpiji 3 kg tidak menggunakan sistem marketing tetapi alocating. "Dan menurut saya ini harus secara perlahan diubah pemerintah," ucapnya.

Sofyano menambahkan, meskipun tidak termasuki kategori produk bisnis, namun elpiji 3 kg ternyata sangat diincar banyak pihak untuk dijadikan ladang bisnis menguntungkan. "Di sisi lain, disparitas harga yang cukup tajam antara harga elpiji subsidi dengan nonsubsidi membuat pihak swasta tidak tertarik untuk menggeluti bisnis elpiji nonsubsidi," tuturnya.

Akibatnya, lanjut dia, bisnis tersebut nyaris tidak mampu membuat Pertamina bisa menghasilkan laba maksimal. "Padahal, banyak pihak yang mempersoalkan tidak maksimalnya peran Pertmina dalam memberikan laba dan dividen kepada negara. Ini hal yang sangat bertolak belakang," katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Elia Masa Manik mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah dan kementerian terkait termasuk Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mengajukan kenaikan harga elpiji 3 kg.

Pasalnya, pihaknya memperkirakan subsidi gas elpiji 3 kg bakal mengalami pembengkakan menjadi Rp40 triliun di 2017. Jumlah ini lebih tinggi dari angka pembengkakan subsidi elpiji tahun lalu yang mencapai Rp38 triliun.

Memang, kata Elia, tahun ini subsidi elpiji 3 kg dianggarkan sebesar Rp20 triliun di APBN 2017. Namun diperkirakan jatah tersebut tidak cukup karena kenaikan konsumsi masyarakat serta harga acuan CP Aramco.

"Subsidi itu telah ditetapkan Rp20 triliun. Tapi tahun ini diperkirakan jadi Rp40 triliun," ungkap Elia di Gedung DPR Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4120 seconds (0.1#10.140)