Rusunami Stasiun Pondok Cina Dibanderol Rp220 Juta

Senin, 02 Oktober 2017 - 14:16 WIB
Rusunami Stasiun Pondok Cina Dibanderol Rp220 Juta
Rusunami Stasiun Pondok Cina Dibanderol Rp220 Juta
A A A
DEPOK - Pemerintah bersama Perum Perumahan Nasional (Perumnas) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) hari ini meresmikan pembangunan proyek hunian terintegrasi transportasi dengan sistem transit oriented development (TOD) di Stasiun Pondok Cina (TOD Depok), Jakarta. Hunian berkonsep vertikal ini dibanderol seharga Rp220 juta per unitnya.

Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo mengungkapkan, proyek TOD Depok ini memiliki empat tower dan menampung 3.693 unit hunian di atas lahan seluas 27.706 m2. Adapun nilai investasi dari proyek ini adalah Rp1,45 triliun. "Sekitar 30% dari jumlah hunian memang diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah," katanya di Stasiun Pondok Cina, Jakarta, Senin (2/10/2017).

(Baca Juga: Pemerintah Resmikan Hunian Berbasis TOD di Pondok Cina
TOD Depok ini memiliki komposisi hunian rusunami dan anami dengan tipe hunian studio hingga tipe dengan tiga kamar tidur. Adapun harga yang dibanderol adalah Rp220 juta hingga Rp280 juta untuk tipe 32 hingga tipe 40 atau sekitar Rp7 juta per m2. "Khusus untuk rusunami, tipe hunian paling kecil memiliki luas 32 m2 atau untuk satu kamar tidur," imbuh dia.

Sebagai nilai tambah proyek hunian ini, lanjut dia, TOD Depok ini juga memiliki konektivitas dengan pusat pendidikan, bisnis, perbankan, pusat pemerintahan, dan rumah sakit sebagai poros utama yang menghubungkan dengan pusat-pusat kegiatan utama di Depok. Di sisi lain, terdapat fasilitas podium, gedung parkir, zona komersil, yang terdiri dari kiosk, F&B, modern dan tradisional retail juga menyatu dengan TOD Depok ini.

"Sehingga, idealnya tidak hanya kebutuhan hunian yang akan terpenuhi, namun juga penciptaan nilai tambah perekonomian baru pada wilayah tersebut akan terwujud," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan kerja sama pembangunan rumah susun Pondok Cina Depok ini yang akan dilaksanakan dengan pemanfaatan atas lahan PT KAI memperhatikan pola kerjasama jangka panjang sebagaimana pada Permen BUMN No.PER 13/MBU/09/2014 Tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara.

Besarnya pengguna moda transportasi Commuter Line sudah mencapai 1.024.000 orang per hari. Angka ini akan terus meningkat hingga mencapai target sebesar 1,2 juta penumpang/hari di tahun 2019. "Pembangunan rumah susun ini akan menjawab kebutuhan hunian bagi masyarakat yang bermukim di wilayah stasiun tersebut," harapnya.

Menurutnya, konsep TOD ini akan memudahkan mobilisasi masyarakat dalam beraktifitas. Terlebih pembangunan ini akan mengefesiensikan biaya transportasi penghuni karena terintegrasi langsung dengan kereta.

Di sisi Iain, akan dilengkapi dengan area komersil dan fasilitas umum yang semuanya terintegrasi dalam satu kawasan, sehingga penghuni dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari karena ada ruang sosialisasi bagi para penghuni, tambahnya.

"Diharapkan integrasi hunian seperti ini dapat dijewantahkan lebih banyak Iagi kedepannya. Tldak hanya intergrasi dengan moda transportasi kereta api, tidak menutup kemungkinan yang dapat terintegrasi dengan moda transportasi lainnya," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5340 seconds (0.1#10.140)