Yahudi Bisa Berbaju Kapitalis atau Komunis: Menjajah Palestina Tonggak untuk Menguasai Dunia

Kamis, 09 November 2023 - 13:30 WIB
loading...
Yahudi Bisa Berbaju Kapitalis atau Komunis: Menjajah Palestina Tonggak untuk Menguasai Dunia
Di antara ajaran yang mereka pegang adalah menghalalkan segala cara, yang senantiasa berlawanan dengan moral agama mana pun. Foto/Ilustrasi: al Jazeera
A A A
Willian G. Carr menyebutkan bahwa Yahudi bisa berbaju kapitalis atau komunis dan menjajah Palestina bukanlah akhir dari cita-cita Zionis . "Impian 'Bangsa Pilihan Tuhan' ini tetap merupakan tujuan yang lebih besar daripada negeri Israel di Palestina itu," tulis Willian G. Carr dalam bukunya berjudul “Yahudi Menggenggam Dunia” (Pustaka Kautsar, 1993).

Menurutnya, Komunisme adalah super power kedua di dunia ini, yang diciptakan oleh seorang Yahudi bernama Kari Marx . Maka, tidaklah mengherankan kalau Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet dikuasai oleh orang-orang Yahudi.

"Perlu dicatat, bahwa negara kedua yang mengakui berdirinya negara Yahudi Israel di Palestina adalah Uni Soviet. Bahkan negara itu menyatakan kesediaannya untuk melakukan intervensi militer demi melindungi Israel bila perlu," ujarnya.



Menurutnya, meskipun perkembangan terakhir dalam sikap politik Rusia terhadap Israel tampak ada perubahan, namun kenyataannya Rusia tetap melindungi hidup Israel. Rusia selalu menentang gagasan pembicaraan tentang Israel, dengan memainkan peranan apa yang disebut Politik Keseimbangan Kekuatan di wilayah itu.

Perlu dicatat, ujar Willian G. Carr, seorang Yahudi bisa berbaju kapitalis atau komunis, atau sebagai warga Amerika atau Yugoslavia, namun ia tetap orang Yahudi, yang hidup karena Talmud, sedang hidup Talmud karena Yahudi.

Hasil Persekongkolan

Willian G. Carr mengingatkan kini, Zionisme Internasional telah meraih sukses besar dalam mewujudkan cita-citanya. Kelahiran Israel adalah hasil persekongkolan internasional terhadap hak bangsa Arab. Namun impian 'Bangsa Pilihan Tuhan' tetap merupakan tujuan yang lebih besar daripada negeri Israel di Palestina itu.



Dr Nahem Golman, sebagaimana dikutip Willian G. Carr, mengatakan: "Bangsa Yahudi telah memilih Palestina bukan karena tambang yang dihasilkan dari Laut Mati bernilai 3 milyar dolar, bukan pula karena cadangan minyak yang ada di Palestina diperkirakan melebihi yang ada di Amerika Utara dan Selatan, tetapi pertama karena mereka berpegang pada ajaran Taurat, dan kedua karena Palestina adalah titik pusat yang paling vital bagi kekuatan dunia, dan merupakan pusat strategis kemiliteran yang bisa dijadikan tonggak untuk menguasai dunia."

Ringkasnya, Willian G. Carr mengatakan, Zionis berkeyakinan, bahwa Yahudi adalah bangsa superior (unggulan) pilihan Tuhan, dan bangsa lain adalah bangsa inferior (Gentiles) yang sengaja dicipta Tuhan untuk mengabdi kepada bangsa Yahudi.

Di antara ajaran yang mereka pegang adalah menghalalkan segala cara, yang senantiasa berlawanan dengan moral agama mana pun, demi upaya mewujudkan cita-cita mereka.

"Kalau kita simak sepanjang sejarah bangsa Yahudi, kegagalan dan kehinaan justru selalu mereka alami, sejak peristiwa penawanan mereka oleh Nebuchadnezzar II, kemudian digiring ke Babilonia," ujarnya.

Nasib buruk selalu menimpanya, karena semua itu disebabkan oleh watak asli dan perilaku mereka yang sebenarnya. Itulah sebabnya, keramahan bangsa-bangsa di dunia berubah menjadi kebencian terhadap mereka.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3506 seconds (0.1#10.140)