Petani Jeruk Keluhkan Ongkos Pengiriman ke Jakarta Naik 70%

Rabu, 11 Oktober 2017 - 23:04 WIB
Petani Jeruk Keluhkan Ongkos Pengiriman ke Jakarta Naik 70%
Petani Jeruk Keluhkan Ongkos Pengiriman ke Jakarta Naik 70%
A A A
SIMALUNGUN - Petani jeruk di sentra produksi di Kecamatan Pematang Silimakuta, Simalungun, Sumatera Utara mengeluhkan kenaikan biaya atau ongkos pengiriman jeruk ke Jakarta, yang meningkat 70%, karena kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) solar.

Kepada KORAN SINDO, Rabu (11/10) petani jeruk di Desa Siborat, Kecamatan Pematang Silimakuta mengatakan, sebelum terjadi kelangkaan BBM solar harga pengiriman jeruk ke Jakarta per keranjang dengan isi antara 50-60 kilogram (kg) sebesar Rp80 ribu.

Namun, beberapa pekan belakangan ini menurut para agen penampung jeruk, terjadi kelangkaan solar, sehingga biaya pengiriman jeruk ke Jakarta sebagai salah satu tujuan pemasaran rutin mengalami kenaikan menjadi Rp130 ribu per keranjang dan biaya kenaikan tersebut harus ditanggung petani jeruk.

Menurut salah seorang petani jeruk, Darwis Sipayung, dengan harga jeruk saat ini di tingkat petani Rp6.000 per kg, petani sudah mendapat keuntungan. Namun, karena kenaikan biaya pengiriman ke Jakarta, keuntungan yang diperoleh berkurang.

Darwis berharap pemerintah memberikan perhatian mengatasi kelangkaan BBM solar, sehingga biaya pengiriman jeruk ke Jakarta kembali normal dan petani bisa mendapatkan keuntungan optimal.

Salah seorang agen pengumpul jeruk di Kabupaten Simalungun, Rudy Girsang mengakui jika ada kenaikan harga pengiriman jeruk ke Jakarta sejak beberapa pekan belakangan ini akibat kelangkaan solar.

"Menurut pemilik truk atau ekspidisi yang biasa disewa untuk mengirim jeruk ke Jakarta, terjadi kelangkaan solar sejak beberapa pekan belakangan ini. Sehingga biaya pengiriman jeruk dinaikan dari Rp80 ribu per keranjang menjadi Rp130 ribu," kata Rudy.

Pihaknya tidak dapat menahan pengiriman jeruk ke Jakarta, meski biaya pengiriman mengalami kenaikan yang tinggi, karena khawatir jeruk akan busuk dan menimbulkan kerugian besar bagi agen pengumpul dan petani jeruk. Sehingga, meski keuntungan yang diperoleh berkurang, pengiriman tetap dilakukan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5718 seconds (0.1#10.140)