Harga Gas Kemahalan, Pupuk Indonesia Putar Otak Hindari Kerugian

Senin, 16 Oktober 2017 - 16:29 WIB
Harga Gas Kemahalan, Pupuk Indonesia Putar Otak Hindari Kerugian
Harga Gas Kemahalan, Pupuk Indonesia Putar Otak Hindari Kerugian
A A A
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan bahwa harga gas untuk industri yang berlaku di Indonesia masih terlalu mahal. Perseroan pun terpaksa memutar otak agar tidak mengalami kerugian terlalu besar.

(Baca Juga: Masih Mahal, Pupuk Indonesia Minta Harga Gas Turun Lagi
Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengungkapkan, beberapa langkah yang dilakukan perseroan adalah dengan mengupayakan agar pabrik bisa berproduksi sesuai kapasitasnya. Apalagi, gas yang dibeli perseroan menggunakan sistem take or pay. Jadi, Pupuk Indonesia tetap harus membayar meskipun tidak digunakan.

"Jadi kita mengusahakan bahwa pabrik bisa diproduksi sesuai kapasitasnya. Kita pelihara pabrik sedemikian rupa, sehingga dia bisa produksi sesuai kapastas terpasang," katanya dalam acara bincang santai di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (16/10/2017).

Selain itu, sambung dia, perseroan juga mengalihkan sebagian penggunaan gas ke batubara. Dengan begitu, ongkosnya akan jauh lebih murah.

"Kita siasati, dalam pabrik pupuk itu bahan baku nya gas. Kita usahakan kita ganti dengan batu bara. Karena untuk menghasilkan itu, kita ada listrik, steam dan sebagainya. Sehingga dia masuk ke cost urea nya yang tadinya gas menjadi berkurang," imbuh dia.

Aas menambahkan, BUMN pupuk ini juga merevitaliasi pabrik yang sudah tua. Dengan begitu, produksi pupuk yang dihasilkan akan jauh lebih optimal.

"Di Pupuk Kaltim sudah ada Kaltim Rima, sudah pada posisi 98% selesai. Juga ada di Pusri yaitu Pusri 2B. Kita bikin pabrik baru dan menggantikan pabrik yang sudah tua. Tapi kembali lagi, apapun dia efisien pemakaian gasnya, itu tetap terkendala dengan harga gas yang tinggi," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4701 seconds (0.1#10.140)