Ekonomi RI Tak Akan Gaduh Jelang Tahun Politik

Senin, 16 Oktober 2017 - 20:08 WIB
Ekonomi RI Tak Akan Gaduh Jelang Tahun Politik
Ekonomi RI Tak Akan Gaduh Jelang Tahun Politik
A A A
JAKARTA - Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan terpengaruh dengan dinamika politik yang terjadi jelang pemilihan umum kepala daerah (pilkada) dan pemilihan umum presiden (pilpres) tahun depan. Pasalnya, saat ini masyarakat di Indonesia sudah mulai mampu memetakan antara politik dan ekonomi.

(Baca Juga: Perputaran Uang Pilkada Dongkrak Ekonomi RI Tahun Depan
Dia mengatakan, pemisahan antara ekonomi dan politik kentara terlihat saat Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Demo-demo yang mewarnai Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu tidak berpengaruh terhadap pergerakan di pasar saham. "Ada kavling antara politik dan ekonomi. Kemarin waktu demo yang pakai angka itu, Stock market itu rekor baru," katanya di The Hermitage, Jakarta, Senin (16/10/2017).

(Baca Juga: Inflasi Diramal Lebih Terjaga Memasuki Tahun Politik
Faisal mengaku tidak ada yang perlu dikhawatirkan jelang tahun politik tersebut. Menurutnya, sepanjang keamanan terjaga maka ekonomi Indonesia tidak akan gaduh. "Sepanjang keamanan dijaga, sepanjang yang punya senjata tidak gaduh. Oleh karena itu, saya harus semakin kagum sama Pak Jokowi menangani urusan politik ini. Di DPR juga, praktis apa yang diinginkan pemerintah lancar sehingga tidak ada kekhawatiran. Dunia bisnis, saya rasa tidak akan banyak terpengaruh," imbuh dia.

(Baca Juga: Indonesia Tak Bisa Berharap Banyak dari Ekonomi Dunia
Lebih lanjut Ia menambahkan, yang justru bermasalah saat ini justru Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini lantaran perusahaan pelat merah tersebut banyak ditugaskan proyek yang tidak sesuai dengan kemampuannya. "Yang masalah adalah BUMN, yang banyak ditugaskan untuk membangun macam-macam yang melebihi kemampuannya," terangnya

"Akan terjadi perubahan cukup signifikan pada November, karena mau tidak mau pemerintah tidak bisa lagi mempertahankan kondisi ini terus menerus. Sejumlah BUMN mengindikasikan semakin kuat ketidakmampuan Adhi Karya meneruskan MRT, Wijaya Karya tidak sanggup lagi bangun jalan tol," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6302 seconds (0.1#10.140)