JUKAJO Umumkan Hasil Riset Varian Jus Kacang Terbaru

Selasa, 17 Oktober 2017 - 16:31 WIB
JUKAJO Umumkan Hasil Riset Varian Jus Kacang Terbaru
JUKAJO Umumkan Hasil Riset Varian Jus Kacang Terbaru
A A A
JAKARTA - PT. Jukajo Sukses Mulia (JUKAJO) Melakukan riset penelitian dalam mengeluarkan 1 varian baru jus kacang yang rencananya akan dilakukan peluncurannya pada akhir tahun 2017 ini.

Penelitian yang telah memakan waktu lebih dari 1 tahun ini telah menghasilkan penelitian dengan hasil spektakular dan meyakinkan dari berbagai macam sisi dengan tolak ukur dan indikator yang dapat dipertanggung jawabkan secara medis dengan sebelumnya melalui uji laboratorium dan uji kelayakan langsung pada objek manusia.

Penelitian strategis ini dilakukan oleh 3 orang bidan bersama tim JUKAJO yaitu Catur E Suksesty, Marthia Ikhlasiah, dan Azimatudar yang mana penelitian ini adalah kali pertamanya di Indonesia dan menjadikan hasil risetnya sebagai satu produk yang dapat di produksi oleh produsen minuman kemasan dan dapat konsumsi oleh publik khususnya ibu hamil dan ibu menyesui.

Pada penelitian ini dimulai dengan Pemilihan kacang hijau (Phaseolus Radiatus) sebagai galactogogue didasarkan pada kandungan nutrisinya diantaranya karbohidrat yang merupakan komponen terbesar dari kacang hijau yaitu sebesar 62-63% . Kandungan lemak pada kacang hijau adalah 0,7-1 gr/kg kacang hijau segar yang terdiri atas 73% lemak tak jenuh dan 27% lemak jenuh, sehingga aman dikonsumsi.

JUKAJO Umumkan Hasil Riset Varian Jus Kacang Terbaru


Berdasarkan jumlahnya, protein merupakan penyusun utama kedua setelah karbohidrat. Kacang hijau mengandung 20-25% protein. Protein pada kacang hijau mentah memiliki daya cerna sekitar 77%. Daya cerna yang tidak terlalu tinggi tersebut disebabkan oleh adanya zat antigizi, seperti antitrypsin dan tanin (polifenol) pada kacang hijau. Pemenuhan nutrisi yang adekuat selama proses laktasi dapat mempengaruhi pengeluaran hormon prolaktin setelah makan.

Selain kacang hijau (Phaseolus Radiatus) yang dapat memicu pengeluaran ASI, tanaman adas (Foenicumum vulgar L.) juga merupakan tumbuhan yang dipercaya masyarakat khususnya di pulau jawa sebagai tanaman yang merangsang produksi ASI. Tanaman adas (Foenicumum vulgar L.) banyak ditanam di Indonesia, India, Eropa dan Jepang karena mempunyai banyak manfaat. Daun adas dipercaya masyarakat sebagai pelancar ASI bagi ibu menyusui. Tanaman adas mengandung flavonoid tinggi yang dapat mempengaruhi sistem endokrin dan fungsi hormon seperti merangsang sekresi air susu.

“Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh konsumsi jus campuran kacang hijau (Phaseolus Radiatus) dan daun adas (Foenicumum vulgar L.) pada ibu menyusui berpengaruh terhadap peningkatan hormon prolaktin dan berat badan bayi. Sehingga harapannya dengan hasil penilitian yang sangat ketat dan terarah dapat memberikan hasil maksimal pada jenis varian JUKAJO yang akan kami luncurkan akhir tahun 2017 ini” tutur Ida Rosida, Founder & Commisioner JUKAJO dalam acara press conference yang diselenggarakan di The Ritz Carlton Hotel Jakarta – Mega Kuningan, Selasa (17/10/2017).

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan post test only with control group design. Sampel dikelompokkan menjadi dua, kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi diberikan Jus campuran kacang hijau dan daun adas. Pada kelompok kontrol tidak diberikan jus. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 responden yang terdiri dari 15 responden pada kelompok intervensi dan 15 responden pada kelompok kontrol. Pemilihan subjek dilakukan secara simple random sampling. Randomisasi dilakukan pada ibu hamil yang mempunyai tafsiran persalinan pada bulan Juli 2017 – Agustus 2017 di BPM Kecamatan Neglasari Kota Tangerang. Pemberian Jus dilakukan pada hari pertama sampai hari ke-14 postpartum. Dilakukan pemeriksaan kadar hormon prolaktin dan pengukuran berat badan bayi pada hari ke-15 postpartum.

Pemberian jus pada kelompok intervensi memberikan dampak positif terhadap peningkatan volume ASI dan frekuensi menyusi sehingga semakin sering ibu menyusui bayinya maka kadar prolaktin juga akan meningkat. Prolaktin menghasilkan air susu dalam alveolar dan cara kerjanya dipengaruhi oleh lamanya frekuensi pengisapan (suckling). Salah satu faktor yang mempengaruhi sekresi air susu yaitu makanan. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hendaknya memenuhi kandungan gizi seperti adanya sumber protein, mineral, vitamin dan zat gizi lainnya.

Pemilihan kacang hijau dan daun adas sebagai galactogogue didasarkan pada kandungan senyawa aktif, kandungan nutrisi, dan informasi ethnobotanical. Galactogogue digunakan untuk menginduksi, mempertahankan dan meningkatkan produksi ASI yang memediasi proses yang kompleks melibatkan interaksi antara faktor fisik dan fisiologis. Kandungan senyawa aktif polifenol dan flavonoid merangsang prolaktin untuk meningkkatkan produksi air susu dan oksitosin untuk terjadinya proses pengeluaran air susu.

“Peranan 3 bidan yang telah melakukan penelitian bersama kami sangatlah diluar prediksi, hasil penilitian yang sangat luar biasa ini perlu kami sampaikan kepada publik dalam rangka untuk memberikan informasi bahwa JUKAJO adalah produsen minuman yang selalu konsen dalam hal pembuatan produksi dengan melalui proses riset dan penelitaan panjang hingga akhirnya diproduksi dan dikonsumsi oleh publik. Hasil penilitian yang sangat membanggakan bersama 3 bidan ini akan kami kemas dalam 1 varian baru minuman yang akan diluncurkan pada akhir tahun 2017 ini yang semoga bukan saja bermanfaat untuk para ibu dan anaknya kelak, tetapi kami ikut serta dalam membantu mempersiapkan generasi penerus bangsa yang cakap, pintar dan kreatif”. tandas Raja Fauzi Hariansyah, CEO JUKAJO tandasnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3792 seconds (0.1#10.140)