Bursa Asia Konsolidasi, IHSG Dibuka Kembali di Jalur Hijau

Rabu, 18 Oktober 2017 - 09:14 WIB
Bursa Asia Konsolidasi, IHSG Dibuka Kembali di Jalur Hijau
Bursa Asia Konsolidasi, IHSG Dibuka Kembali di Jalur Hijau
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini berhasil dibuka memecah menguat 7,02 poin setara 0,12% ke level 5.954,35. IHSG pagi ini dibuka menguat ketika bursa utama Asia juga berada di jalur hijau meski sedang dalam konsolidasi.

Sementara, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup ditutup melemah tipis atau sebesar 2,37 poin setara 0,04% ke level 5.947,33 meski pada pembukaan pagi mencetak rekor tertinggi.

Sektor saham dalam negeri hari ini hampir semuanya berada di area positif dengan sektor keuangan menguat tertinggi sebesar 0,53% dan sektor yang melemah terdalam yaitu aneka industri yang turun 0,98%.

Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia tercatat sebesar Rp828 miliar dengan 309 juta saham diperdagangkan pada sesi pagi dan transaksi bersih asing minus Rp156,03 juta dengan aksi jual asing sebesar Rp361,31 miliar dan aksi beli asing mencapai Rp205,28 miliar. Tercatat 43 saham naik, 19 saham turun dan 210 saham stagnan.

Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Petrosea Tbk (PTRO) naik Rp110 menjadi Rp1.320, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik RP75 menjadi Rp7.625, dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik Rp60 menjadi Rp1.240.

Sementara, beberapa saham yang melemah di antaranya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun Rp350 menjadi Rp64.125, PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) naik Rp100 menjadi Rp7.600, dan PT Astra International Tbk (ASII) turun Rp100 menjadi Rp8.150.

Disii lain, seperti dilansir dari Reuters, bursa saham Asia mengkonsolidasikan kenaikan dan mata uang baru-baru ini berlanjut pada kisaran yang cukup ketat karena investor menunggu untuk melihat kebijakan apa yang mungkin muncul dari konferensi Partai Komunis China.

Kongres dua kali satu dekade ini diharapkan dapat memperkuat wewenang Presiden Xi Jinping, yang memulai acara selama sepekan dengan pidato yang menguraikan rencananya untuk lima tahun ke depan. Pasar tertarik pada arah reformasi pasar ekonomi dan keuangan, meski sejarah menunjukkan bahwa peristiwa ini dapat dijelaskan secara detail.

Kemarin, Amerika Serikat kembali menolak menyebut China sebagai manipulator mata uang meskipun tetap mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah China menjelang kunjungan yang direncanakan ke Beijing oleh Presiden Donald Trump.

Data ekonomi terbaru dari raksasa Asia tersebut pada umumnya optimistis, memicu gelombang optimisme tentang pertumbuhan global yang mendapat keuntungan dari saham di seluruh wilayah.

Indeks MSCI terbesar di Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,13%, mendekati level tertinggi sejak akhir 2007, sementara bursa saham di Australia sedikit lebih kuat.

Di Jepang, Indeks Nikkei N225 bertambah 0,3% dan mencoba menggabungkan sesi penguatan langsung ke-12. Mood bullish pada ekuitas terlihat dalam survei manajer dana terbaru dari BofA Merrill Lynch.

"Untuk pertama kalinya dalam enam tahun, Goldilocks mengalahkan stagnasi sekuler, dengan rekor tinggi 48% dari investor yang disurvei memperkirakan pertumbuhan ekonomi di atas tren dan inflasi di bawah tren," kata survei tersebut.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.3058 seconds (0.1#10.140)