Sejumlah Tokoh Bangsa Kumpul di Rembang, Omi: Nepotisme Dipertontonkan Tanpa Rasa Malu

Minggu, 12 November 2023 - 14:19 WIB
loading...
Sejumlah Tokoh Bangsa Kumpul di Rembang, Omi: Nepotisme Dipertontonkan Tanpa Rasa Malu
Perwakilan tokoh bangsa bernama MPR menyampaikan hasil silaturahmi dengan Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah. Foto/Ist
A A A
REMBANG - Sejumlah tokoh bangsa yang mengatasnamakan Majelis Permusyawaratan Rembang (MPR) bersilaturahmi ke Kediaman Gus Mus (KH Mustofa Bisri) di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023). Silaturahmi para tokoh bangsa ini sebagai respons atas kondisi bangsa saat ini.

Rencananya, sejumlah tokoh hadir pada silaturahmi tersebut, diantaranya Sinta Nuriyah Wahid, Goenawan Mohamad, Nasaruddin Umar, Frans Magnis-Suseno, Rhenald Kasali, Erry Riyana Hardjapamekas, Lukman Hakim Saifuddin, dan lainnya. Namun pada konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube, hanya beberapa tokoh yang hadir.

Salah satu yang hadir adalah istri cendikiawan muslim almarhum Nurcholis Madjid yaitu Omi Komaria Madjid. Dia mengaku datang ke kediaman Gus Mus untuk menyampaikan unek unek pribadinya melihat kondisi bangsa saat ini.

“Saya curhat karena saya merasa sedih kesal dan marah. Itu semua karena dipicu oleh suatu kenyataan bahwa KKN, yang kita perjuangkan pada reformasi 1998 dan itu merupakan pekerjaan utama untuk kelangsungan negara, saat ini tidak ditunaikan secara sungguh-sungguh,” katanya.



Menurut dia, KKN justru semakin menggurita dalam pelaksanaan penyelenggaraan negara. Padahal, negara mestinya menjadi wadah atau tempat pengabdian kepada rakyat untuk kemajuan rakyat.

“Tetapi itu semua sudah tidak ada rasanya, justru negara malah sudah diselewengkan jauh, menjadi ajang melakukan korupsi kolusi dan nepotisme. Sangat memprihatinkan sekali bahkan nepotisme kekuasaan Anda lihat sendiri di tunjukkan dipertontonkan kepada kita semua secara terbuka tanpa rasa malu dan salah sama sekali,” katanya.

Dia menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Padahal, para tokoh bamgsa dan negara sudah sering mengingatkan atas tindakan tersebut. Karena akan membahayakan bangsa dan negara sebagaimana cita cita bangsa ini dari Reformasi 1998.

“Kekuasaan itu menjadikan orang tertutup hati nuraninya itu yang sangat memprihatinkan. Tapi kita juga ingat kalau bahwa kita tidak boleh menyerah kita harus terus bersuara. Saya masih menaruh harapan dan optimisme,” ungkapnya.

Dia mengajak kepada anak anak, rakyat Indonesia bersuara untuk mengawal kemajuan Indonesia mencapai tujuannya, sebagaimana telah ditetapkan oleh para pendiri bangsa.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1814 seconds (0.1#10.140)