Sleman Kembangkan Padi Sistem Tarjarwo

Jum'at, 20 Oktober 2017 - 04:38 WIB
Sleman Kembangkan Padi Sistem Tarjarwo
Sleman Kembangkan Padi Sistem Tarjarwo
A A A
SLEMAN - Pemerintah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, terus mengembangkan inovasi di bidang pertanian. Kali ini mengembangkan padi dengan sistem tanam jajar legowo (tarjawo) di Gedongan, Sinduadi, Mlati. Selain untuk meningkatkan produksi di lahan sempit, langkah ini juga untuk menciptakan kemandirian dan ketahanan pangan keluarga.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan, dalam menjawab tantangan yang ada termasuk dalam pertanian, pemkab terus melakukan inovasi. Untuk pertanian terutama padi dengan nenerapkan pola tanam jajar legowo (tarjarwo) dan pengunaan pupuk organik.

"Inovasi ini penting. Sebab untuk mempertahankan produksi beras di Sleman menghadapi tantangan yang sangat berat. Terlebih lagi luas lahan pertanian yang ada semakin menyusut," kata Muslimatun saat panen raya padi Sistem Tarjarwo di Gedongan, Sinduadi, Mlati, pada Kamis (19/10/2017).

Untuk itu, melalui berbagai inovasi tersebut diharapkan dapat berkontribusi secara positif terhadap peningkatan hasil produksi pertanian khususnya padi di Sleman. Berkaitan dengan hal ini, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) harus dapat memotivasi petani agar semakin inovatif dan bisa memanfaatkan teknologi tepat guna dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian.

"Saya berharap ke depan, petani dapat terus berinovasi mengembangkan budidaya pertanian guna meningkatkan kesejahteraan keluarga," harapnya.

Kepala Desa Sinduadi, Mlati, Senen Haryanto menjelaskan padi sistem tarjarwo tersebut baru pertama kali diterapkan di wilayahnya. Biasanya petani di Sinduadi menggunakan sistem konvesional. Sistem tarjarwo ini menurutnya merupakan kerja tim demontrasi plot (demplot) tim penyuluh pertanian kepada petani.

"Untuk tahap awal, menanam di lahan 25,02 hektare," terangnya. Hasilnya cukup bagus yaitu rata-rata 10,5 kuintal per 1.000 meter2. Atau meningkat 3,7 kuintal per 1.000 meter2. Sebab dengan sistem biasa hanya menghasilkan 6,8 kuintal per 1.000 meter2.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2440 seconds (0.1#10.140)