Lima Tahun, Nilai Ekspor Bekasi Merosot Tajam

Kamis, 26 Oktober 2017 - 04:26 WIB
Lima Tahun, Nilai Ekspor Bekasi Merosot Tajam
Lima Tahun, Nilai Ekspor Bekasi Merosot Tajam
A A A
BEKASI - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kota Bekasi, Jawa Barat, menyebutkan nilai ekspor di wilayahnya merosot tajam selama lima tahun terakhir. Tahun 2016 lalu, nilai ekspor daerah yang berada di sisi timur DKI Jakarta ini mencapai USD357.984.953.

"Nilai ekspor dari Januari sampai September 2017 baru mencapai USD271.375.468. Jumlah ini diprediksikan terus mengalami penurunan hingga akhir tahun," ujar Kasi Perdagangan Luar Negeri, Disperin Kota Bekasi, Agus Purwanto, Rabu (25/10/2017).

Menurutnya, sejak 2012 lalu, nilai ekspor perusahaan di Kota Bekasi mengalami penurunan. Faktornya bermacam-macam. Namun yang paling mempengaruhi adalah harga bahan baku barang yang akan diekspor mengalami kenaikan. Dampaknya, pengusaha mengurangi jumlah barang yang diekspor.

Selain itu, kata dia, permintaan barang untuk diekspor ke negara tujuan juga mengalami penurunan. "Dua faktor itu sangat mempengaruhi eksportir untuk mengirim barang yang diproduksinya ke luar negeri. Jadi tahun demi tahun mengalami penurunan," katanya.

Agus menjelaskan, penurunan nilai ekspor ini juga dipicu tidak adanya aturan yang mengharuskan pengusaha setempat membuat Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin/COO) di daerah asal. Dengan demikian, perusahaan asal Bekasi dibebaskan membuat COO di daerah lain terkait diproduksinya.

Agus menilai, alasan yang membuat perusahaan di Kota Bekasi menerbitkan COO di luar daerah karena mereka menggunakan biro jasa. Pihak yang didelegasikan mengurus berkas itu, kata dia, biasanya menyatukan seluruh berkas di satu daerah yang jumlah pemohonnya cukup banyak.

Kabid Perdagangan, Disdagperin Kota Bekasi, M. Hambali menambahkan, meski nilai ekspor Kota Bekasi menurun namun tidak berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD). Soalnya, biaya ekspor dari swasta langsung masuk ke kas negara dengan skema Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Tidak ada uang retribusi masuk ke kas daerah, tapi ke negara melalui skema PNBP," katanya. Hambali memprediksi, jumlah eksportir di Kota Bekasi mencapai 60-70 perusahaan. Namun yang intens mengirim produknya ke luar negeri hanya 20 perusahaan.

Mereka aktif mengirim barangnya setiap pekan selama beberapa kali dan jenis barang yang diekspor bermacam-macam, dari sedotan, makanan, ikan, alat tulis kantor (ATK) dan sebagainya. Untuk itu dia mengimbau para eksportir di Kota Bekasi untuk menerbitkan berkas COO di daerah asal.

Meski kontribusi ekspor itu tidak berdampak langsung ke daerah, namun setidaknya penghargaan (reward) nilai ekspor di Kota Bekasi bertambah di hadapan pusat. "Sudah kami kumpulkan mereka beberapa waktu lalu supaya menerbitkan COO di Kota Bekasi saja," tukasnya.

Data Nilai Ekspor Bekasi:
- Tahun 2012 mencapai USD983.515.065
- Tahun 2013 mencapai USD570.698.208
- Tahun 2014 mencapai USD526.331.378
- Tahun 2015 mencapai USD427.797.043
- Tahun 2016 mencapai USD357.984.953
- Tahun 2017 dari Januari-September mencapai USD271.375.468
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7463 seconds (0.1#10.140)