Daftar Ritel di Indonesia yang Memilih Menutup Usaha

Rabu, 01 November 2017 - 18:30 WIB
Daftar Ritel di Indonesia yang Memilih Menutup Usaha
Daftar Ritel di Indonesia yang Memilih Menutup Usaha
A A A
SEJUMLAH toko ritel dan konvensional di Indonesia terpaksa gulung tikar dengan berbagai alasan. Salah satu penyebab toko-toko ritel itu bertumbangan disebut-sebut adalah karena pesatnya perkembangan bisnis berbasis online. Berikut toko-toko ritel yang tutup.

1. PASAR GLODOG
Daftar Ritel di Indonesia yang Memilih Menutup Usaha

Pusat elektronik Glodok merupakan pusat penjualan berbagai macam barang elektronik yang terbagi dalam beberapa kawasan yang meliputi Glodok Plaza, Pasar Glodok, Harco Glodok, dan Plaza Orion di DKI Jakarta. Akhir-akhir ini banyak toko di Glodog yang tutup karena sepi pembeli. Dari 1.880 kios di Pasar Glodok, yang tercatat aktif berdasarkan data Pasar Jaya hanya 1.167 kios. Ini berarti sekitar 38% kios di pusat elektronik legendaris di Indonesia itu tak beroperasi.

2. 7-ELEVEN
Daftar Ritel di Indonesia yang Memilih Menutup Usaha

Manajemen PT Modern Internasional Tbk (MDRN) menutup seluruh gerai 7-Eleven yang di bawah anak usaha perseroan yaitu PT Modern Sevel Indonesia. Penutupan seluruh gerai 7-Eleven (Sevel) di Indonesia mulai dilakukan 30 Juni 2017. Hingga Maret 2017, perseroan mencatatkan rugi Rp447,93 miliar kepada pemilik entitas induk. Selain itu PT Modern Internasional Tbk juga alami penurunan penjualan 37,17% dari Rp220,66 miliar pada kuartal I 2016 menjadi Rp138,62 miliar pada kuartal I 2017.

3. HYPERMART
Daftar Ritel di Indonesia yang Memilih Menutup Usaha

PT Matahari Putra Prima Tbk menutup dua gerai Hypermart yang dianggap tak menguntungkan pada Juli 2017. Penutupan dua gerai itu disebabkan berbagai faktor, salah satunya lokasi yang sudah tidak mendukung.

4. RAMAYANA
Daftar Ritel di Indonesia yang Memilih Menutup Usaha

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk menyetop operasional delapan tokonya. Dua gerai telah tutup secara permanen di Surabaya. Sisanya, enam gerai Ramayana ditutup pada 28 Agustus 2017. Yakni, di Banjarmasin Bulukumba, Gresik, Bogor, Pontianak, dan Sabang.

5. HERO
Daftar Ritel di Indonesia yang Memilih Menutup Usaha

Presiden Direktur HERO, Stephane Deutsch dalam sebuah paparan publik di Jakarta September 2017 mengakui perusahaan mengalami kondisi sulit pada 2015. Kondisi itu membuat pihaknya melakukan rasionalisasi dan menutup beberapa gerai meski tidak dijelaskan dimana saja lokasinya. Emiten yang membawahi jaringan ritel merek Hero, Giant, Guardian, dan Ikea tersebut menutup gerai karena beberapa alasan dengan pertimbangan bisnis yang matang.

6. MATAHARI
Daftar Ritel di Indonesia yang Memilih Menutup Usaha

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menutup dua gerainya di kawasan Pasaraya Blok M dan Manggarai pada akhir September 2017. Keputusan ini diambil karena perusahaan menganggap dua gerai tersebut tidak memberikan kontribusi pendapatan signifikan. Kinerja keuangan per semester I-2017, penjualan Matahari Department Store menyusut 27,4% menjadi Rp3,76 triliun jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

7. LOTUS
Daftar Ritel di Indonesia yang Memilih Menutup Usaha

PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) sebagai induk pusat perbelanjaan Lotus mengumumkan semua gerai Lotus. Setelah dua gerai sudah lebih dulu tutup, tiga gerai lainnya akhir Oktober tahun ini menyusul ditutup. Tiga gerai itu berlokasi di Thamrin Jakarta, Bekasi dan Cibubur. Selain Lotus, MAPI juga merencanakan menutup satu gerai Debenhams tersisa di Indonesia yakni gerai di Senayan City pada akhir tahun ini. Dua gerai Debenhams lainnya di Kemang Village dan Supermall Karawaci sebelumnya sudah lebih dulu ditutup.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2623 seconds (0.1#10.140)