PLN Peroleh Kredit Rp16,3 T untuk Infrastruktur Ketenagalistrikan

Kamis, 02 November 2017 - 15:21 WIB
PLN Peroleh Kredit Rp16,3 T untuk Infrastruktur Ketenagalistrikan
PLN Peroleh Kredit Rp16,3 T untuk Infrastruktur Ketenagalistrikan
A A A
JAKARTA - PT PLN (Persero) pada triwulan IV tahun ini mendapatkan pinjaman kredit investasi dari sindikasi lembaga keuangan bank dan non-bank nasional dengan total nilai Rp16,3 triliun.

Pinjaman tersebut diberikan melalui skema konvensional dan syariah, masing-masing sebesar Rp12 triliun dan Rp4,3 triliun. Pinjaman berjangka waktu 10 tahun tersebut akan digunakan untuk mendanai proyek infrastruktur ketenagalistrikan.

Kredit investasi dengan skema konvensional diteken PLN dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), Indonesia Eximbank, PT Bank Mega Tbk, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd., dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.

Sedangkan penandatanganan kredit investasi dengan skema syariah dilakukan dengan Bank Maybank Indonesia, Bank Mandiri Syariah, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), PT Bank Negara Indonesia Syariah, dan PT Bank Permata Syariah.

Kredit Investasi dengan skema syariah sebesar Rp4,3 triliun ini merupakan yang pertama bagi PLN dan sekaligus yang terbesar di Indonesia. Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, hal ini menunjukkan dukungan nyata industri keuangan syariah terhadap pembangunan infrastruktur kelistrikan, dan bukti bahwa PLN ikut berperan dalam mendorong perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia.

“Untuk pertama kalinya PLN melakukan penandatanganan kredit investasi berskema syariah. Semoga memberikan barokah pada PLN dalam membangun infrastruktur kelistrikan dan semakin mendorong perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia,” ungkap Sofyan Basir dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (2/11/2017).

Sofyan menambahkan, penandatanganan perjanjian kredit yang berlangsung di kantor pusat PLN itu juga merupakan bentuk nyata kepercayaan lembaga keuangan nasional bank dan non-bank terhadap pengelolaan keuangan PLN yang tetap prudent dalam masa pembangunan/ekspansi.

Seiring dengan kemajuan program 35.000 MW, kebutuhan investasi PLN di tahun 2017 diperkirakan akan terealisasi sekitar Rp86 triliun, meningkat sebesar 43% bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016. Realisasi investasi ini juga mendorong tercapainya rasio elektrifikasi nasional sebesar 93% pada September 2017.

"Langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah dan PLN, sudah mulai terlihat hasilnya dan dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Jika pada Januari 2015, masih terdapat 11 dari 22 sistem besar kelistrikan dalam kondisi defisit listrik, maka saat ini seluruh sistem besar tersebut sudah tercukupi beban puncaknya," papar Sofyan.

Sofyan menambahkan, program 35.000 MW tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan listrik, namun juga dimaksudkan agar PLN mampu menyediakan listrik dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat dan kompetitif bagi industri serta bisnis, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.

“Mengingat kebutuhan dana untuk investasi ini cukup signifikan sehingga tidak dapat dipenuhi dari dana internal PLN dan pemerintah, maka dukungan dari semua pihak termasuk lembaga keuangan bank dan non-bank lainnya menjadi sangat berarti bagi PLN,” tandas Sofyan.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9335 seconds (0.1#10.140)