Kroger, Berawal dari Toko Biasa Kini Terbesar Kedua di AS

Jum'at, 03 November 2017 - 11:30 WIB
Kroger, Berawal dari Toko Biasa Kini Terbesar Kedua di AS
Kroger, Berawal dari Toko Biasa Kini Terbesar Kedua di AS
A A A
KROGER bisa jadi satu-satunya perusahaan penjualan ritel yang paling banyak mengoperasikan format toko paling lengkap. Perusahaan berbasis di Cincinnati, Ohio, itu memiliki toko berkonsep supermarket, superstores, department store, convenience stores, hingga jewelry stores.

Saat ini, Kroger juga menjadi rantai supermarket terbesar di AS dengan pendapatan mencapai USD115,34 miliar pada 2016. Kroger juga menjadi perusahaan swasta dengan pegawai terbanyak kedua di AS. Meski sukses besar dan menguasai pasar di 34 negara bagian, Kroger tetap memusatkan manajemennya di Cincinnati. Saat ini, perusahaan yang berdiri sejak 1883 itu mengoperasikan 37 pabrik makanan, 1.360 supermarket pusat bahan bakar minyak (BBM), dan 2.122 farmasi.

Namun dari ribuan titik tersebut, Kroger memiliki toko grosir terkenal di kawasan Midwestern dan Southern. Dengan ekspansinya tersebut, Kroger memberikan ancaman persaingan yang serius terhadap Walmart. Saat ini, Kroger bahkan siap menambah lapangan pekerjaan baru dan akan merekrut puluhan ribu karyawan. Sampai 2015 saja, Kroger mengoperasikan sebanyak 2.778 supermarket.

Selain memperlebar sayap bisnis, Kroger juga membuka berbagai segmen baru yang bersifat eksklusif. Mereka memperkenalkan gerai Baby World yang menyediakan berbagai perlengkapan bayi dan anak-anak, Fred Meyer Jeweler yang menjajakan perhiasan, dan Little Clinic yang menawarkan perawatan kesehatan murah.

Bisnis Kroger juga ditambah lagi dengan membuka dan menjual bahan bakar minyak (BBM) di banyak tokonya demi bersaing dengan Costco. Walmart dan Costco merupakan dua pesaing utama yang menantang Kroger.

Di AS, Kroger merupakan ritel umum paling besar kedua setelah Walmart. Adapun di level global, Kroger merupakan ritel terbesar ketiga. Berdasarkan laporan Bloomberg, Kroger menjual hampir USD1 miliar makanan organik pada 2013. Capaian itu menjadikan Kroger sebagai salah satu pesaing terbesar Whole Foods Market (WFM).

Whole Foods dilaporkan memiliki pendapatan USD13,91 miliar pada 30 Juni 2014, naik sekitar USD1,06 miliar dibanding tahun sebelumnya. Kesuksesan Kroger tidak terlepas dari kesabaran mengikuti perubahan kebiasaan belanja masyarakat. Maklum, belakangan ini, pendapatan rata-rata orang AS menurun.

Menurut Federal Reserve Survey of Consumer Finance, pendapatan rata-rata keluarga AS jatuh dari USD49.000 menjadi USD46.000 antara 2010-2013. "Jadi, nilai beli masyarakat menurun," ungkap pengamat pasar ekonomi Daniel Jennings dari Seeking Alpha.

Pernyataan Jennings bukan tanpa alasan. Jumlah pembeli menuju gerai atau supermarket di AS berkurang. Walmart bahkan melaporkan jumlah pelanggannya merosot sebesar 1,1% antara tahun 2013-2014. Namun, penjualan tahunan perusahaan ritel Kroger meningkat sebesar 11,6% atau menjadi USD25,3 miliar pada kuartal kedua 2014.

Artinya, saat itu seluruh toko besar Kroger meraup keuntungan sekitar USD347 juta perbulan. Capaian ini cukup mengejutkan di tengah kinerja perusahaan-perusahaan pesaing Kroger yang pada tahun itu justru lesu. Pendapatan Kroger ditaksir mencapai USD103,88 miliar pada 31 Juli 2014, meningkat USD5,33 miliar dibanding Juli 2013.

Dalam satu periode yang sama, pendapatan Walmart hanya tumbuh menjadi USD480,85 miliar dari tahun sebelumnya sebesar USD472,48 miliar. Yang menarik, pendapatan Kroger hampir sama dengan Costco Wholesale yang mencapai USD109,6 miliar pada 31 Mei 2014, naik USD4,71 miliar dari USD104,89 miliar pada Mei 2013. Pertumbuhan pendapatan Kroger bahkan diperkirakan mampu melampaui Costco Wholesale dalam waktu cukup dekat.

Konsumen Beralih
Konsumen di AS dilaporkan lebih memilih berbelanja di Kroger daripada Walmart karena pengeluaran mereka takut tidak terkontrol. Beberapa barang yang dijajakan di Kroger memang sedikit lebih murah dibanding Walmart, tapi kualitasnya tetap tinggi. Namun, agar tetap untung, sebagian diberi banderol yang tidak beda.

Kroger menyediakan bermacam-macam produk, dari barang kebutuhan pokok hingga barang tersier. Sejak 2012, Kroger mulai memasuki bisnis makanan sehat. Selain menawarkan bungkus yang lebih kuat dan menarik, mereka juga memperkenalkan proses pembelian yang lebih praktis dan harga yang murah meriah.

"Kualitas makanan sehat yang berkualitas dan murah sangat jarang," lapor Steve Diacono dari Times of Malta. Kroger meraup pendapatan USD1,2 miliar pada 2014, sedangkan pesaingnya Whole Foods terus mengalami penurunan hingga lebih dari 35% pada 2015.

Harga terjangkau tanpa mengurangi kualitas menjadi kuncinya. Jika sistem ini terus diterapkan, Kroger diprediksi terus meraup sukses, kecuali jika Whole Foods mengambil kebijakan yang sama. Namun, apakah perusahaan sebesar Whole Foods mau menawarkan harga miring demi bersaing dengan Kroger? Whole Foods tentu perlu mengambil langkah yang lebih berani dan tepat.

Kroger awalnya hanyalah warung kelontongan yang dibuka di 66 Pearl Street, Cincinnati, pada 1883. Pendirinya Bernard 'Barney' Kroger menyingkirkan keinginan-keinginan semunya untuk bisa membuka usaha sendiri. Dia menanamkan investasi senilai USD372 (setara USD9.600 pada 2015) dari keseluruhan tabungannya. Dengan sistem manajemen yang apik, setahun kemudian Kroger sudah kembali berhasil membangun toko kedua.

"Harus spesifik. Jangan pernah menjual sesuatu yang tidak ingin kalian jual," ujar Kroger.

Kroger juga selalu mencoba berbagai cara untuk memuaskan pelanggan, termasuk memilah produk seteliti mungkin.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4001 seconds (0.1#10.140)