Triwulan III/2017, Industri Pengolahan Nonmigas Tumbuh 5,49%

Senin, 06 November 2017 - 17:55 WIB
Triwulan III/2017, Industri Pengolahan Nonmigas Tumbuh 5,49%
Triwulan III/2017, Industri Pengolahan Nonmigas Tumbuh 5,49%
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 5,49%. Capaian itu jauh di atas pertumbuhan pada triwulan I/2017 yang mencapai 4,76% dan triwulan II/2017 sekitar 3,89%.

Capaian industri pengolahan nonmigas pada triwulan III/2017 ini juga di atas pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06%. Industri pengolahan nonmigas juga tercatat masih memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan III tahun 2017, yakni mencapai 17,76%. Kontribusi ini lebih tinggi dibanding sektor lainnya, seperti pertanian, kehutanan dan perikanan yang menyumbangkan sekitar 13,96%, perdagangan 12,98%, serta konstruksi 10,26%.

“Ini menjadi momentum yang baik pula, pertumbuhan industri kembali di atas pertumbuhan ekonomi pada triwulan III/2017, yang menandakan para pelaku industri sudah terbangun optimismenya dalam membangun pabrik di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/11/2017).

Cabang industri pengolahan non-migas yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan III/2017 adalah industri logam dasar sebesar 10,60%, industri makanan dan minuman 9,46%, industri mesin dan perlengkapan 6,35%, serta industri alat angkutan 5,63%. Kinerja gemilang industri logam tersebut disinyalir dipicu oleh kebijakan hilirisasi pemerintah.

Menurut Airlangga, sektor industri baja sedang fokus mengembangkan kluster untuk memproduksi 10 juta ton per tahun, industri berbasis nikel yang akan menghasilkan 4 juta ton stainless steel dan pembangunan pabrik baja karbon dengan kapasitas 3,5 juta ton per tahun.

Kementerian Perindustrian juga terus memacu program hilirisasi industri berbasis sektor agro dan tambang mineral. Upaya ini diklaim terbukti membawa peningkatan pada nilai tambah produk, investasi, serapan tenaga kerja, dan penerimaan devisa.

"Kami juga memacu industri otomotif. Sektor ini sekarang tidak hanya sebagai basis produksi di dalam negeri, tetapi basis ekspor untuk negara lain,” imbuhnya.

Sementara itu, kontribusi terbesar pada pembentukan PDB sektor industri pengolahan nonmigas, diberikan oleh cabang industri makanan dan minuman sebesar 34,95%, diikuti industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik 10,46%, serta industri alat angkutan 10,11%.

Menteri Airlangga menyampaikan, pihaknya akan menjaga kinerja industri nasional agar terus menjadi kontributor terbesar bagi perekonomian nasional melalui sumbangan dari pajak, cukai, dan ekspor. “Industri juga menjadi penggerak utama untuk penyerapan tenaga kerja. Oleh karenanya, optimalisasi akses pasar juga menjadi penting,” tambahnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6271 seconds (0.1#10.140)