Kualitas Hidup UMKM dan Gig Worker Bandung Meningkat Hingga 11 persen
loading...
A
A
A
Peningkatan Pendapatan & Pemasukan Mitra Pengemudi, Merchant dan Agen Bandung. Mitra merchant GrabFood Bandung yang disurvei melihat peningkatan pendapatan hingga 37 persen menjadi Rp54,9 juta per bulan, sedangkan rata-rata pendapatan agen GrabKios Bandung meningkat 11 persen menjadi Rp14,9 juta per bulan sejak bergabung. Sebanyak 49% mitra merchant GrabFood Jawa Barat juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.
Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike di kota Bandung dengan peningkatan pendapatan hingga 64 persen menjadi Rp6,4 juta per bulan dan 138 persen menjadi Rp5,3 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab. Peningkatan ini membuat para mitra bisa menabung yang membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman. Sejumlah 19 persen mitra pengemudi GrabBike dan 12 persen mitra pengemudi GrabCar di kota Bandung baru membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.
Riyadi Suparno, Direktur Eksekutif, Tenggara Strategics, mengungkapkan bahwa sektor gig economy mempunyai peran penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi. “Saat Indonesia mulai beradaptasi untuk menyambut era pasca-COVID-19, kami percaya bahwa platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung Indonesia menuju pemulihan ekonomi. Tahun lalu kita sudah lihat bagaimana gig economy yang didukung oleh teknologi Grab memberikan dampak bagi ketahanan ekonomi Jawa Barat. Riset terbaru ini kembali membuktikan bagaimana gig worker dalam platform Grab dapat merasakan peningkatan kualitas hidup, dan saat bisnis mereka bertumbuh, mereka juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi lebih banyak orang. Ini merupakan siklus dan ekosistem yang sangat baik,” jelasnya.
Program #TerusUsaha: Solusi Digitalisasi Grab untuk Jawa Barat Grab bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jawa Barat untuk memberikan pelatihan kepada puluhan ribu Industri Kecil Menengah (IKM) binaan DISPERINDAG Jawa Barat. Seluruh pelatihan yang dilakukan secara virtual, dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing mereka.
Topik pelatihan akan fokus pada peran digitalisasi bagi bisnis kecil di era new normal. Sosialisasi Layanan Digital untuk Ribuan Pedagang Pasar yang bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Bandung.
Sosialisasi ini bertujuan untuk mempermudah adaptasi layanan digital sekaligus meningkatkan daya saing dan pendapatan di era new normal. Program ini menyasar lima pasar tradisional di wilayah Kabupaten Bandung, yakni Pasar Banjaran, Pasar Margahayu, Pasar Majalaya, Pasar Baleendah, dan Pasar Ciwidey.
Richard Aditya, Head of West Indonesia Grab Indonesia, menjelaskan bahwa program #TerusUsaha merupakan komitmen Grab bagi bisnis kecil dan tradisional agar lebih memiliki daya saing dan tidak tertinggal dalam era digital. ”Kita melihat bagaimana ada banyak bisnis yang tidak mampu bertahan dan bersaing di era new normal ini karena belum terdigitalisasi. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang bergantung pada layanan digital menjadi salah satu faktor terbesarnya. Beralih dan mulai memanfaatkan digitalisasi adalah cara terbaik yang bisa dilakukan oleh para pelaku UMKM untuk mempertahankan usaha mereka di era tatan baru ini. Program #TerusUsaha ini juga sejalan dengan komitmen jangka panjang GrabForGood untuk membawa lebih banyak dampak positif dari teknologi kami,” jelasnya.
Benny Bachtiar, Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat menyambut baik peluncuran Program #TerusUsaha di Jawa Barat. “Pengembangan koperasi dan UMKM jadi salah satu target kami untuk membuat koperasi dan UMKM yang juara, berkualitas, dan berdaya saing tidak hanya di tingkat nasional, tapi hingga level internasional.
Saat ini, ada banyak UMKM yang terancam kehilangan penghasilannya karena COVID-19. Di tengah kesulitan ini, pasti ada peluang yang bisa dimanfaatkan. Kami sangat bangga dengan Grab yang sangat peduli dengan UMKM dan berterima kasih atas peluncuran program #TerusUsaha di Jawa Barat. Program ini adalah salah satu kampanye positif yang harus bersama-sama kita dukung. Diharapkan UMKM bisa menjadi sokoguru perekonomian bangsa dan membawa kembali kebangkitan perekonomian bangsa serta mampu menyejahterakan rakyat,” jelasnya.
Idah Sri Astuti (42 tahun), seorang penjahit rumahan yang punya pekerjaan sambilan sebagai guru TK. Untuk menambah pemasukan harian, dia bergabung dengan GrabKios pada 2018 dengan sedikit modal yang didapatkan dari penghasilan bulanan suaminya.
“Saya tidak terlalu takut waktu pertama kali bergabung karena modal yang dibutuhkan terhitung kecil dan suami saya pun mendukung. Saya bisa mulai berjualan dari rumah atau dari mana pun. Awalnya saya menawarkan ke teman-teman penjahit dan tetangga dekat untuk beli pulsa, bayar tagihan, dan transfer uang lewat saya. Pernah dalam satu bulan, saya mendapatkan rekor penjualan sangat besar, dan pendapatan saya dari GrabKios meningkat hingga 200 persen apabila dibandingkan dengan penghasilan dari menjahit. Saat masuk masa pandemi, order menjahit tidak ada sama sekali dan saya hanya bergantung dari mengajar dan berjualan lewat GrabKios. Alhamdulillah pemasukan saya masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan dua anak saya sampai sekarang. Dengan membuka usaha GrabKios, saya tidak pernah mengenal istilah ‘gali lobang, tutup lobang’ sampai sekarang dan masih bisa #TerusUsaha untuk kehidupan saya, keluarga dan orang-orang di sekitar saya,” kisahnya.
Peningkatan penghasilan yang sangat signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike di kota Bandung dengan peningkatan pendapatan hingga 64 persen menjadi Rp6,4 juta per bulan dan 138 persen menjadi Rp5,3 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab. Peningkatan ini membuat para mitra bisa menabung yang membuka akses keuangan lainnya, seperti produk investasi dan pinjaman. Sejumlah 19 persen mitra pengemudi GrabBike dan 12 persen mitra pengemudi GrabCar di kota Bandung baru membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.
Riyadi Suparno, Direktur Eksekutif, Tenggara Strategics, mengungkapkan bahwa sektor gig economy mempunyai peran penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi. “Saat Indonesia mulai beradaptasi untuk menyambut era pasca-COVID-19, kami percaya bahwa platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung Indonesia menuju pemulihan ekonomi. Tahun lalu kita sudah lihat bagaimana gig economy yang didukung oleh teknologi Grab memberikan dampak bagi ketahanan ekonomi Jawa Barat. Riset terbaru ini kembali membuktikan bagaimana gig worker dalam platform Grab dapat merasakan peningkatan kualitas hidup, dan saat bisnis mereka bertumbuh, mereka juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi lebih banyak orang. Ini merupakan siklus dan ekosistem yang sangat baik,” jelasnya.
Program #TerusUsaha: Solusi Digitalisasi Grab untuk Jawa Barat Grab bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jawa Barat untuk memberikan pelatihan kepada puluhan ribu Industri Kecil Menengah (IKM) binaan DISPERINDAG Jawa Barat. Seluruh pelatihan yang dilakukan secara virtual, dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing mereka.
Topik pelatihan akan fokus pada peran digitalisasi bagi bisnis kecil di era new normal. Sosialisasi Layanan Digital untuk Ribuan Pedagang Pasar yang bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Bandung.
Sosialisasi ini bertujuan untuk mempermudah adaptasi layanan digital sekaligus meningkatkan daya saing dan pendapatan di era new normal. Program ini menyasar lima pasar tradisional di wilayah Kabupaten Bandung, yakni Pasar Banjaran, Pasar Margahayu, Pasar Majalaya, Pasar Baleendah, dan Pasar Ciwidey.
Richard Aditya, Head of West Indonesia Grab Indonesia, menjelaskan bahwa program #TerusUsaha merupakan komitmen Grab bagi bisnis kecil dan tradisional agar lebih memiliki daya saing dan tidak tertinggal dalam era digital. ”Kita melihat bagaimana ada banyak bisnis yang tidak mampu bertahan dan bersaing di era new normal ini karena belum terdigitalisasi. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang bergantung pada layanan digital menjadi salah satu faktor terbesarnya. Beralih dan mulai memanfaatkan digitalisasi adalah cara terbaik yang bisa dilakukan oleh para pelaku UMKM untuk mempertahankan usaha mereka di era tatan baru ini. Program #TerusUsaha ini juga sejalan dengan komitmen jangka panjang GrabForGood untuk membawa lebih banyak dampak positif dari teknologi kami,” jelasnya.
Benny Bachtiar, Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat menyambut baik peluncuran Program #TerusUsaha di Jawa Barat. “Pengembangan koperasi dan UMKM jadi salah satu target kami untuk membuat koperasi dan UMKM yang juara, berkualitas, dan berdaya saing tidak hanya di tingkat nasional, tapi hingga level internasional.
Saat ini, ada banyak UMKM yang terancam kehilangan penghasilannya karena COVID-19. Di tengah kesulitan ini, pasti ada peluang yang bisa dimanfaatkan. Kami sangat bangga dengan Grab yang sangat peduli dengan UMKM dan berterima kasih atas peluncuran program #TerusUsaha di Jawa Barat. Program ini adalah salah satu kampanye positif yang harus bersama-sama kita dukung. Diharapkan UMKM bisa menjadi sokoguru perekonomian bangsa dan membawa kembali kebangkitan perekonomian bangsa serta mampu menyejahterakan rakyat,” jelasnya.
Idah Sri Astuti (42 tahun), seorang penjahit rumahan yang punya pekerjaan sambilan sebagai guru TK. Untuk menambah pemasukan harian, dia bergabung dengan GrabKios pada 2018 dengan sedikit modal yang didapatkan dari penghasilan bulanan suaminya.
“Saya tidak terlalu takut waktu pertama kali bergabung karena modal yang dibutuhkan terhitung kecil dan suami saya pun mendukung. Saya bisa mulai berjualan dari rumah atau dari mana pun. Awalnya saya menawarkan ke teman-teman penjahit dan tetangga dekat untuk beli pulsa, bayar tagihan, dan transfer uang lewat saya. Pernah dalam satu bulan, saya mendapatkan rekor penjualan sangat besar, dan pendapatan saya dari GrabKios meningkat hingga 200 persen apabila dibandingkan dengan penghasilan dari menjahit. Saat masuk masa pandemi, order menjahit tidak ada sama sekali dan saya hanya bergantung dari mengajar dan berjualan lewat GrabKios. Alhamdulillah pemasukan saya masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan dua anak saya sampai sekarang. Dengan membuka usaha GrabKios, saya tidak pernah mengenal istilah ‘gali lobang, tutup lobang’ sampai sekarang dan masih bisa #TerusUsaha untuk kehidupan saya, keluarga dan orang-orang di sekitar saya,” kisahnya.