Harga Minyak Dunia Naik Tipis Saat Produksi AS Menguat

Selasa, 21 November 2017 - 11:41 WIB
Harga Minyak Dunia Naik Tipis Saat Produksi AS Menguat
Harga Minyak Dunia Naik Tipis Saat Produksi AS Menguat
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia hari ini naik tipis, terpengaruh dari ekspektasi penurunan produksi yang dipimpin OPEC di tengah kenaikan produksi di Amerika Serikat (AS).

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/11/2017), harga minyak brent sebagai patokan harga minyak internasional berada di level USD62,20 per barel pada pukul 0301 GMT atau naik 8 dari sebelumnya. Sementara, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD56,50 per barel, juga naik 8 sen.

Pelaku pasar mengatakan bahwa mereka menghindari posisi baru yang besar karena ketidakpastian di pasar. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), bersama dengan sekelompok produsen non-OPEC yang dipimpin Rusia, telah menahan produksi sejak awal tahun ini dalam upaya untuk mengakhiri pasokan global dan harga pelampung.

Kesepakatan untuk mengekang produksi akan berakhir pada Maret 2018. Namun, OPEC akan bertemu pada 30 November untuk membahas prospek kebijakan tersebut.

OPEC diperkirakan akan setuju untuk memperpanjang pemotongan produksi karena tingkat penyimpanan tetap tinggi meski ada penarikan baru-baru ini, walaupun ada keraguan tentang kemauan beberapa peserta untuk terus membatasi produksinya.

"Jika pemotongan oleh OPEC/non-OPEC berlanjut, surplus saham akan turun menjadi sekitar USD50 juta barel di atas rata-rata lima tahun di kuartal III/2018 (turun dari 140 juta barel di atas rata-rata sekarang) dan harga akan mencapai USD65-70 per barel," kata konsultan energi FGE.

Konsultan energi Westwood Global Energy Group mengatakan bahwa produksi AS akan naik lebih cepat daripada yang ditunjukkan oleh kenaikan jumlah rig, yang telah melonjak dari 316 rig pada pertengahan 2016 sampai 738 pekan lalu, karena produsen semakin produktif per sumur.

"Westwood Global Energy memperkirakan kenaikan 18% pada rig aktif pada 2018, namun pertumbuhan permintaan yang lebih cepat di area layanan tertentu karena operator fokus pada efisiensi dan memberikan lebih sedikit," kata konsultan tersebut.

Tahun depan, FGE memperingatkan adanya potensi gangguan pasokan yang semakin ketat dapat memicu lonjakan harga minyak, namun menambahkan bahwa pasar bisa merosot kembali pada 2019 karena produksi AS terus melonjak dan OPEC beserta sekutunya pada beberapa titik akan berhenti menahan produksi.

"Kami melihat pertumbuhan besar lain dengan pertumbuhan produksi (AS) sekitar 1-1,5 juta bpd pada 2018 dan 2019," kata FGE.

Selain itu, OPEC juga memiliki sekitar 1,5 juta bpd kapasitas cadangan (sementara) Rusia dan Kazakhstan juga dapat menambahkan 500.000 bpd.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4363 seconds (0.1#10.140)