BNI Targetkan KUR Replanting Sawit Rp1,4 Triliun Tahun Depan

Senin, 27 November 2017 - 18:11 WIB
BNI Targetkan KUR Replanting Sawit Rp1,4 Triliun Tahun Depan
BNI Targetkan KUR Replanting Sawit Rp1,4 Triliun Tahun Depan
A A A
SERDANG BEDAGAI - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan dapat menyalurkan Rp1,4 triliun untuk kredit usaha rakyat (KUR) percepatan peremajaan (replanting) kebun kelapa sawit rakyat. Pembiayaan sektor ini diharapkan dapat segera dimulai pada awal 2018 untuk wilayah Sumatera.

Direktur Bisnis Menengah BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, BNI merupakan bank pertama yang mengucurkan kredit untuk peremajaan kebun kelapa sawit milik petani di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dan kini berlanjut di Sumatera Utara.

Langkah ini merupakan dukungan BNI terhadap program-program Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) dalam mewujudkan ketahanan pangan dan energi serta mensejahterakan petani.

"Tahun depan kita harapkan aturannya sudah diresmikan pemerintah. Untuk Sumatera kita rencanakan di Sumsel, Sumut, dan Sumbar dengan target KUR khusus replanting mencapai Rp1,4 triliun di 2018," ujar Putrama hari ini di Desa Kota Tengah, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Senin (27/11/2017).

Rencana BNI tersebut mendukung peresmian Program Peremajaan Sawit Rakyat yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Desa Kota Tengah, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, hari ini.

Hadir pada kesempatan tersebut Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, dan Direktur Bisnis Menengah BNI Putrama Wahju Setyawan.

Dia mengatakan, potensi peremajaan kebun rakyat di Sumatera Utara seluas 9.109,29 ha yang terdiri dari 38 Tani/Koperasi/Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di 12 kabupaten yaitu Serdang Bedagai, Langkat, Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu, Asahan, Batubara, Simalungun, Labuhan Batu Utara, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Deli Serdang, dan Tapanuli Tengah.

BNI berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi yang ada melalui pembiayaan kredit guna mendukung percepatan program replanting kebun sawit rakyat.

CEO BNI Wilayah Medan Rudi Harjito mengatakan, potensi kredit untuk perkebunan sawit dan turunannya akan menjadi fokus bisnis tahun depan. Sehingga, meski ada tantangan bisnis yang berat khususnya sektor konsumer namun tetap ada harapan pendorong dari sawit.

Terlebih lagi, permintaan kredit untuk sawit lahan besar juga mengalami penurunan. Menurutnya, komoditas sawit kedepannya akan menjadi sektor energi terbarukan, karena ada perkembangan bio diesel.

"Perkebunan sawit dan turunannya termasuk replanting kebun rakyat bisa mendukung pertumbuhan kredit 2018 sebesar 25%. Ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan tahun ini di atas 10%. Kalau tahun ini penyaluran kredit mencapai Rp9 triliun, maka tahun depan ditargetkan mencapai Rp11 triliun," ujar Rudi dalam kesempatan yang sama.

Sebagai langkah awal, BNI telah berkomitmen mendukung penyaluran kredit kepada petani sawit Serdang Bedagai yang tergabung dalam Gapoktan Fortuna mitra perusahaan PT Karya Hevea Indonesia yang terdiri atas 60 petani seluas 54,62 ha dan Koperasi Maju Mandiri Labuhan Batu mitra PT Siringo Ringo yang terdiri dari 177 petani seluas 343,98 ha.

Petani tersebut merupakan petani swadaya yang akan menjalin kerja sama dengan Perusahaan Mitra yang akan menjadi perusahaan off taker. Pada tahap awal pembiayaannya akan diberikan kepada 60 petani dengan total penyaluran kredit sebesar Rp819 juta.

"Dengan adanya program launching KUR Khusus replanting sawit rakyat dengan bunga 7% serta dukungan BPDP, kami optimis, program serupa dapat diteruskan di daerah lain untuk mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan dan energi," terang dia.

Selain mendukung kredit peremajaan kebun sawit, BNI juga mendukung sektor ekonomi lainnya pada segmen usaha kecil. Sejak 2007 sampai Oktober 2017, BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp37,77 triliun kepada 323 ribu pengusaha kecil yang tersebar di seluruh indonesia. Sebesar 40% KUR yang disalurkan 2017 diberikan pada sektor produktif, seperti pertanian, perikanan, industri, dan jasa.

Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit merupakan salah satu fokus pembiayaan industri di BNI. Kepercayaan pemerintah kepada BNI ditunjukan dengan terpilihnya BNI sebagai salah satu bank pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

Sebelumnya, Program Pengembangan Kelapa Sawit yang berkelanjutan merupakan tindak lanjut Peraturan Presiden No 61/2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 18 Mei 2015.

Dana Perkebunan Kelapa Sawit tersebut antara lain dapat digunakan juga untuk peremajaan perkebunan sawit rakyat, penelitian dan pengembangan kelapa sawit, promosi kelapa sawit, sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit, serta pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit.

Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada umumnya berasal Pungutan Ekspor Produk Kelapa Sawit dengan tarif yang ditetapkan dalam denominasi Dollar AS namun disetorkan dalam bentuk rupiah kepada bank pengelola.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.0376 seconds (0.1#10.140)