Harga Minyak Jatuh Imbas Ketidakpastian OPEC

Rabu, 29 November 2017 - 10:57 WIB
Harga Minyak Jatuh Imbas Ketidakpastian OPEC
Harga Minyak Jatuh Imbas Ketidakpastian OPEC
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia pada perdagangan hari ini turun karena adanya keraguan dari OPEC dan Rusia untuk menyetujui pemotongan produksi minyak mentah di pasar, dan setelah sebuah laporan kenaikan persediaan bahan bakar Amerika Serikat (AS) yang tidak terduga.

Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/11/2017), harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD57,72 per barel pada pukul 01:30 GMT, turun 27 sen atau 0,5% dari posisi terakhir.

Pelaku pasar mengatakan, WTI ditarik ke bawah oleh sebuah laporan dari American Petroleum Institute (API) kemarin yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 1,8 juta barel dalam sepekan sampai 24 November menjadi 457,3 juta barel.

Data persediaan bahan bakar AS secara resmi akan dirilis pada hari ini. Selain itu, harga minyak mentah brent, sebagai patokan harga minyak internasional berada di level USD63,27 per barel, turun 34 sen atau 0,5%.

Harga minyak telah mendapat kenaikan cukup tinggi pada tahun ini, dengan harga minyak brent naik sebesar 40% sejak pertengahan 2017, karena adanya usaha yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekelompok produsen lainnya, yang dipimpin oleh Rusia, untuk menahan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd).

Kesepakatan tersebut akan berakhir pada Maret 2018, namun OPEC akan bertemu pada 30 November untuk membahas kebijakannya. "Bisikan pasar menunjukkan Arab Saudi dan Rusia belum sepenuhnya terkoordinasi," kata Stephen Innes, kepala perdagangan Asia-Pasifik di pialang berjangka OANDA.

OPEC dan Rusia diperkirakan akan memperpanjang pemangkasan pasokan mereka pada 2018, namun dengan opsi untuk meninjau kembali kesepakatan tersebut pada Juni, sumber OPEC kemarin mengatakan, setelah Moskow menyatakan kekhawatiran bahwa pasar dapat terlalu panas.

Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail bin Mohammed al-Mazroui mengatakan, pemotongan produksi sepanjang 2018 masih merupakan skenario utama, tapi bukan opsi satu-satunya.

Sebagian besar analis mengatakan bahwa perpanjangan diperlukan untuk menjaga pasar minyak dalam keseimbangan pasokan dan permintaan, dan juga untuk menjaga ekonomi negara pengekspor minyak tetap berjalan.

"Ini adalah kepentingan terbaik Rusia dan OPEC untuk mendukung harga minyak mengingat ketergantungan ekonomi mereka pada minyak," kata penasihat Shane Chanel, ekuitas dan derivatif di ASR Wealth Advisers.

Meski demikian, tidak semua analis sepakat dengan pendapat tersebut. "Mengingat kesepakatan tersebut tidak akan berakhir selama empat bulan lagi, menambahkan sembilan bulan tambahan sampai akhir 2018 tampaknya tidak perlu mengingat pasar menyeimbangkan kembali dan tentu saja harga telah bergerak jauh lebih tinggi dalam beberapa bulan terakhir," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar di AxiTrader.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4857 seconds (0.1#10.140)