Hunian Vertikal Jadi Tren di Depok

Selasa, 26 Desember 2017 - 16:15 WIB
Hunian Vertikal Jadi Tren di Depok
Hunian Vertikal Jadi Tren di Depok
A A A
DEPOK - Perkembangan hunian vertikal di Kota Depok saat ini semakin pesat. Selama 10 tahun terakhir berdiri puluhan menara (tower) dan apartemen. Kebanyakan berada di kawasan Margonda. Pasalnya, wilayah yang masuk Kecamatan Beji ini berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.

Keunggulan lainnya, wilayah Margonda menjadi titik nadi perekonomian Depok sehingga banyak investor yang berlomba menanamkan modalnya membangun hunian vertikal. Yang menjadi magnet utama, di wilayah ini berdiri banyak perguruan tinggi, antara lain Universitas Indonesia (UI), Gunadarma, Bina Sarana Informatika (BSI).

Di kawasan Margonda berdiri lebih dari 10 menara hunian vertikal. Bahkan, jarak hunian vertikal ini pun tidak seberapa jauh. Ada yang saling berdempetan, bahkan ada yang hanya berseberangan. Semisal Apartemen Taman Melati 1 dan 2 yang nantinya bersebelahan dengan Female Apartemen. Ketiga menara ini pun akan berhadapan dengan Apartemen Evencio yang merupakan hunian bebas narkoba, sedangkan Female Apartemen merupakan apartemen khusus wanita.

Berdasarkan data Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kota Depok sejak 2011-2017, terdapat lebih dari 20 menara dan kawasan tertinggi adalah di Margonda. Tercatat ada Taman Melati, Apartemen Detos, Saladin, The Great Saladin Square, Margonda Apartemen, Atlanta, Zamzam, Graha Loka Pangestu. "Itu yang ada di kawasan Margonda. Kawasan ini memang paling banyak berdiri apartemen," kata Kepala Bidang Perizinan dan Nonperizinan BPMP2T Kota Depok Tito Ahmad Riyadi.

Selain Margonda, sejumlah menara juga berdiri di kawasan Cinere. Kawasan ini juga menjadi sasaran investor karena Cinere berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan. Tower yang berdiri di Cinere adalah Cinere Bellevue dan Cinere Resort Apartemen. Sedangkan, di kawasan Kukusan akan ada Dave Apartement. Di kawasan lain ada Green Lake View dan Pesona Square. "Dari data kami sejak 2011-2017, ada 19 tower yang berdiri," tandasnya.

Apartemen pertama yang berdiri di Depok adalah Margonda Residence 1. Apartemen ini berada di Jalan Raya Margonda dan berdekatan dengan UI. Apartemen ini berdiri pada 2008. "Sampai saat ini memang Margonda masih menjadi tempat terbanyak berdirinya apartemen," ujarnya.

Margonda masih menjadi idola investor untuk menanam saham karena di kawasan ini dilintasi jalur tol. Artinya, akses jalan bisa menjadi pemikat bagi investor untuk berinvestasi. "Margonda juga kan berbatasan langsung dengan Jakarta. Di sini juga ada tol, jadi memang menjadi pertimbangan bagi investor," ucapnya.

Namun, kawasan selain Margonda pun sebenarnya bisa menjadi magnet baru pembangunan hunian vertikal, misalnya di Jalan Raya Sawangan. Namun, untuk mendirikan apartemen di sana harus dilihat dulu apakah bisa dibangun atau tidak. Untuk itu, perlu ditilik aturan rencana tata ruang dan tata wilayah (RTRW)-nya. "Saat ini di Sawangan banyak yang mengajukan (permohonan izin) karena di sana memang belum ada (apartemen). Namun, harus dilihat dulu sesuai atau tidak dengan RTRW atau RTDL," paparnya.

Saat ini sedang dibahas RTRW di kawasan tersebut. Setelah itu akan dilihat detail di RDTL masing-masing wilayah. "Sawangan bisa menjadi magnet baru bagi investor karena di sana sebagai salah satu jalur tol, akan tembus ke Serpong. Jalan Raya Sawangan menjadi salah satu wilayah yang terlintasi tol Cijago," katanya. Wilayah yang potensial dibangun apartemen adalah Tapos, Cimanggis. Di sana juga dilintasi tol sehingga akses jalan menjadi penting.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4744 seconds (0.1#10.140)