Debitur Korban Erupsi Gunung Agung Minta Keringanan Kredit

Rabu, 27 Desember 2017 - 15:48 WIB
Debitur Korban Erupsi Gunung Agung Minta Keringanan Kredit
Debitur Korban Erupsi Gunung Agung Minta Keringanan Kredit
A A A
JAKARTA - Erupsi Gunung Agung berdampak buruk bagi perekonomian Bali. Guna menolong perekonomian di Pulau Dewata ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diminta memberi keringanan bagi korban letusan Gunung Agung.

Hal ini disampaikan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumantri saat menggelar pertemuan dengan Ketua Dewan Komisioner OJK, Kadin Provinsi Bali, Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI), Dinas Koperasi Bali, dan pengusaha Kabupaten Karangasem di Kantor Bupati Karangasem, Selasa (26/12/2017). Dalam pertemuan tersebut, salah satunya membahas tentang kredit para pengungsi Gunung Agung.

Seperti diketahui bahwa ada 71.000 lebih warga Karangasem mengungsi, dan sebagian warga mata pencahariannya hilang. Bupati meminta kepada OJK agar warga yang tinggal di wilayah radius 8-10 km dari puncak Gunung Agung bebas dari utang pokok dan bunga kredit. "Kami mendapatkan permintaan dari masyarakat agar bunga dan pokoknya ini bisa dibebaskan," kata I Gusti Ayu Mas Sumantri.

Dia juga meminta kepada OJK agar warga yang tinggal di luar radius 8-10 km dari puncak Gunung Agung yang punya utang hanya bayar bunga 50%. "Kalau bisa, warga yang berada di luar radius 8-10 km bayar bunganya diturunkan 50%," paparnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso merespons positif permintaan itu. Wimboh menjanjikan dalam waktu dekat OJK akan mengeluarkan kebijakan relaksasi bidang keuangan dan perbankan di wilayah Bali. Saat ini, kata Wimboh, OJK sedang mengidentifikasi kebutuhan perumusan kebijakan terkait dampak erupsi Gunung Agung untuk penanganan debitur dan perbankan. OJK mengantisipasi dampak lanjutan karena banyak debitur yang tidak bisa kembali berusaha, termasuk adanya travel warning dari berbagai negara sehingga kedatangan wisatawan ke Bali berkurang.

Banyak harapan disampaikan debitur untuk adanya keringanan atas pinjaman pokok dan/atau bunga. "Perbankan akan merespons bentuk restrukturisasi ini sesuai dengan kondisi masing-masing bank, termasuk melihat kondisi sebenarnya dari masing-masing debitur," ungkap Wimboh dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/12/2017).

Dia pun menuturkan, perbankan di Bali seperti disampaikan Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Bank Mantap, dan Perbarindo (Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia) melaporkan bahwa selama tiga bulan kondisi NPL (non performing loan ) masih terjaga. Namun terhadap debitur yang terdampak langsung, beberapa bank telah melakukan restrukturisasi baik yang diatur dalam aturan internal bank dan/atau aturan OJK.

Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta menyampaikan upaya mengikis persepsi negatif seolah seluruh Bali terkena dampak meletusnya Gunung Agung yang sering muncul di media sosial (medsos). Menurut Sudikerta, kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Bali berdampak positif terhadap peningkatan jumlah wisatawan pascaerupsi Gunung Agung. Peningkatan ini juga dipicu datangnya liburan Natal dan Tahun Baru.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, terjadinya erupsi Gunung Agung berdampak pada kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini yang diproyeksikan hanya tercapai 14 juta dari target 15 juta wisman. Kekurangan 1 juta wisman itu, 800.000 di antaranya wisman yang berpotensi datang ke Bali tapi mengurungkan niatnya. Pemerintah di beberapa negara juga mengeluarkan travel advisory dan travelwarning ke Bali bagi warganya. Contohnya pemerintah China yang sejak 24 November lalu mengeluarkan travel warning.

Dampaknya, kunjungan wisman China ke Bali yang dalam setahun terakhir meningkat tajam, terutama setelah pemberlakuan bebas visa kunjungan (BVK), merosot drastis. "Saya buka-bukaan saja, turis China (ke Bali) sekarang nol," ungkap Menpar.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4282 seconds (0.1#10.140)