Hobi Naik Gunung hingga Lari untuk Amal

Kamis, 28 Desember 2017 - 15:45 WIB
Hobi Naik Gunung hingga Lari untuk Amal
Hobi Naik Gunung hingga Lari untuk Amal
A A A
TUMBUH di lingkungan keluarga yang menjalankan bisnis perjalanan wisata menjadikan President Director PT Pacto Ltd Ratna Hasmaida R Ning menggemari hal-hal yang berbau kegiatan luar ruang (outdoor). Beragam kegiatan mulai lari, menyelam, fotografi, hingga trekking dan hiking dijalaninya sebagai hobi.

Aktif dan sporti, mungkin dua kata itu tepat disematkan kepada wanita yang akrab di sapa Raty Ning. "Saya suka menyelam sejak kuliah tahun 1990-an, lalu fotografi mulai awal 2000. Sedangkan lari saya jalani dalam lima tahun terakhir dan naik gunung sudah dua tahun terakhir ini. Pokoknya saya suka (kegiatan) outdoor," bebernya saat berbincang dengan KORAN SINDO.

Tak sekadar berolahraga lari, Raty berupaya agar lari maraton yang diikutinya juga disertai kegiatan amal. Karena itu, sejak 2013 dia aktif dalam kegiatan sosial Berlari untuk Berbagi, dengan menggalang dana untuk disalurkan kepada yang membutuhkan di bidang pendidikan, kesehatan, dan anak-anak. "Jadi, buat saya olahraga lari itu bukan sekadar hobi, tapi ada misi sosialnya juga," sebut Raty, yang pernah berpartisipasi pada ajang maraton di Berlin, Tokyo, New York.

Bagi Raty, di luar waktu kerja, sedapat mungkin dimanfaatkan untuk menjelajah dunia. Selain membuka wawasan sehingga dia tidak menjadi seperti katak dalam tempurung, kata dia, mengunjungi banyak tempat berbeda atau melakukan kegiatan outdoor bisa melatih seseorang untuk lebih down to earth. "Semua ini kan karunia Tuhan, kita nothing. Menurut saya, itu juga mengingatkan kita supaya nggak berpuas diri dan takabur," tandasnya.

Soal hobi naik gunung, tak kalah menarik. Awal tahun lalu, dalam usianya yang sudah 45, Raty tetap energik dan berhasil mencapai puncak Gunung Kilimanjaro di Afrika, ditemani keponakannya. Perjalanan sekitar 10 hari terbayar sudah begitu menjejakkan kaki di salah satu puncak tertinggi dunia itu. Ada kepuasan tersendiri yang tak bisa dinilai dengan uang.

Berada di ketinggian dan alam terbuka juga bisa menyadarkan manusia untuk terus bersyukur. Sebagai pebisnis di bidang pari wisata, Raty juga mengaku kagum dengan masyarakat di sekitar Pegunungan Ki limanjaro di Tanzania yang sadar untuk menjaga kebersihan. Hal yang sama dilihatnya saat berkunjung ke Nepal.

Penyuka makanan Indonesia itu pun berharap perilaku sadar wisata diterapkan di daerah-daerah wisata di Indonesia. "Kalau daerah mau jualan pariwisatanya, ya mesti cantik. Kalau kotor dan berantakan, turis juga malas datang," tuturnya.

Lebih lanjut, wanita yang juga suka berenang itu menuturkan sosok inspiratif dalam hidupnya, yaitu sang ayah, Hasjim Ning. Raty menilai almarhum ayahnya sebagai seorang pemimpin yang baik, jujur, dan adil. Nilai-nilai kepemimpinan itu diturunkan kepada anak-anaknya dan seluruh jajaran manajemen perusahaan yang pernah dipimpinnya. "Terasa sekali bahwa kita itu kalau kerja mesti jujur, baik, adil, dan berusaha membuat semua orang terpenuhi harapannya," ungkapnya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7072 seconds (0.1#10.140)