Meraih Untung lewat Jasa Titip

Minggu, 31 Desember 2017 - 13:33 WIB
Meraih Untung lewat Jasa Titip
Meraih Untung lewat Jasa Titip
A A A
PADA zaman yang serba digital ini membawa angin segar bagi sebagian masyarakat untuk memanfaatkan sarana media sosial sebagai ajang bisnis sampingan yang menguntungkan, salah satunya jasa titip barang (jastip).

Dunia belanja saat ini tidak hanya diramaikan dengan e-commerce yang sudah lebih dahulu tenar di dunia bisnis online. Adanya media sosial juga memiliki peluang yang menguntungkan, dengan mengandalkan kepercayaan dan foto menarik, Anda bisa jadi pembelanja personal atau lebih terkenal dengan istilah personal shopper.

Cara kerjanya pun sangat mengasyikkan, Anda hanya mengunjungi beberapa pusat perbelanjaan, pilih item yang ingin ditawarkan, foto, lalu unggah di media sosial dengan memberikan tawaran harga yang sesuai dengan barang tersebut. Lalu, Anda pun hanya tinggal menunggu follower memesan barang tersebut. Kemudian pembeli pun mengirimkan sejumlah uang untuk Anda belikan barang yang diinginkan dan terakhir lakukan proses pengiriman.

Banyak keuntungan yang didapatkan dari usaha jastip. Usaha ini pun tidak membutuhkan modal yang besar. Untuk Anda yang hobi belanja, ini salah satu usaha penambah penghasilan yang menggiurkan. Seperti Pipit Widiya Sari yang telah menjalani bisnis jastip sejak 2015. Dia lebih memfokuskan menawarkan barang rumah tangga, terutama produk IKEA. Dia menawarkan jasanya melalui akun Instagram @dev_ikea.

Wanita yang akrab disapa Pipit ini tertarik memilih produk IKEA karena desainnya yang tidak pasaran dan unik. "Awalnya saya sempat memulai lewat item fashion, seperti baju, tapi karena waktu itu teman menitip peralatan rumah tangga, kenapa enggak saya coba," ujarnya saat dihubungi KORAN SINDO.

(Baca Juga: Personal Shopper Memanfaatkan Media Sosial untuk Berjualan
(Baca Juga: Jasa Titip Manjakan Shopaholic
Dia pun menceritakan, awalnya membantu teman untuk membelikan sofa. Karena lokasi rumahnya yang jauh dari store sehingga ia membantu memilihkan barangnya lewat foto yang diunggah di Instagram. "Kebetulan rumah saya dekat store, jadi mobilitas saya untuk berbelanja sangat terjangkau," ungkapnya.

Jenis barang yang banyak dipesan pun cukup bervariasi, tapi yang menjadi favorit adalah peralatan dapur, bed textile, lighting, rugs, home decoration, perlengkapan makan, dan furnitur. Seperti sofa, lemari pakaian, ranjang kasur, dan meja makan. Pipit pun meyakini, menawarkan produk home furnish dari IKEA dapat memberikan banyak keuntungan. Karena produk asal Swedia ini sudah cukup terkenal dan memiliki keunikan serta daya tarik tersendiri sehingga banyak orang tertarik untuk membelinya.

Untuk konsumennya sendiri, Pipit pun mengaku lebih banyak dari kalangan ibu rumah tangga. Namun, ada pula beberapa kliennya yang datang dari perusahaan atau pun restoran. Dalam hal transaksi pembayaran, bisa dilakukan dengan cara transaksi bank. Apabila ada kelebihan uang atau barang yang diinginkan sudah sold out, uang pun akan dikembalikan.

Dari bisnis jasa titip beli barang ini, Pipit pun mengaku tidak begitu banyak keuntungan yang didapat. Dari setiap barang yang ditawarkan dia hanya mengambil fee Rp5.000. "Misalkan saja untuk barang yang harganya di bawah Rp20.000, fee Rp5.000. Jika barang tersebut di atas Rp1 juta, fee-nya antara Rp80.000 sampai Rp100.000. Fee ini juga sudah termasuk biaya packing bubble wrap atau dus," kata Pipit.

Begitu tertariknya Pipit melakoni bisnis ini, dia pun mengaku mendapatkan omzet yang cukup besar. "Jika sedang tidak ada sale bisa dapat Rp6 juta sampai Rp7 juta per bulan. Tapi kalau sedang ada sale bisa masuk Rp10 juta sampai Rp11 juta per bulan," ungkapnya.

Jika Pipit lebih memfokuskan pada jasa titip barang untuk produk rumah tangga IKEA, beda halnya dengan Widaasri Hardika, pemilik jastip Ayo Titip. Wanita yang akrab disapa Asri ini terinspirasi dari para pelaku jastip lainnya yang sudah meraih keuntungan lewat bisnis ini. "Tertarik karena mendengar sudah banyak komunitas yang salah satu anggotanya berhasil mendapat omzet miliaran rupiah, kenapa enggak coba untuk dijalani," ujarnya.

Saat mencoba melakukan bisnis ini, Asri memilih untuk lebih fokus jastip fashion. Karena beberapa barang fashion yang terkenal memiliki outlet cukup di kota besar saja sehingga bisa dijadikan ladang bisnis. Mengingat orang-orang di wilayah terpencil terkendala akses untuk membelinya. "Kebanyakan orang yang punya uang untuk membeli terkendala jarak dan biasanya mereka tidak banyak tanya, tapi langsung membelinya," tutur Asri.

Dalam satu hari, dia mengaku bisa melakukan perjalanan membeli barang sebanyak 20 barang. Bahkan jumlah itu bisa bertambah saat musim liburan tiba. Untuk item fashion yang banyak dipesan antara lain, Uniqlo, Pull&Bear, H&M, dan beberapa merek ternama lainnya. "Kalau pelanggan lebih banyak datang dari kalangan ibu rumah tangga dan remaja, khususnya kalangan mahasiswa," ungkapnya.

Untuk transaksi pembayaran, Asri meminta para pelanggannya untuk mentransfer uang terlebih dahulu. Bila barang yang diinginkan tidak ada, dia akan mengembalikan uangnya. Dia pun memberikan jaminan untuk barang yang ditawarkan benar-benar asli. "Semua barang asli karena saya membelinya di gerai resmi langsung. Untuk membuktikan asli atau tidak, bisa cek di bagian barcode-nya," tambah Asri.

Asri pun mengaku sangat senang menjalani bisnis ini karena sesuai dengan hobinya berbelanja. "Bisnis ini banyak tantangannya, terlebih lagi saat diskon. Kita harus cepat mendapatkan barang yang diinginkan, sebelum direbut orang," tuturnya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4484 seconds (0.1#10.140)