BI Catat Penjualan Eceran Naik Tipis

Selasa, 09 Januari 2018 - 19:36 WIB
BI Catat Penjualan Eceran Naik Tipis
BI Catat Penjualan Eceran Naik Tipis
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengatakan, penjualan eceran pada November 2017 masih tumbuh rendah, namun cenderung makin membaik. Ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2017 sebesar 206,7, tumbuh 2,5% (yoy), lebih baik dibanding pertumbuhan penjualan Oktober 2017 sebesar 2,2% (yoy), bahkan penjualan eceran sempat tumbuh negatif pada Juli 2017 sebesar -3,3%.

"Sumber utama pertumbuhan berasal dari penjualan kelompok makanan minuman yang tumbuh 7,8% (yoy) dan bahan bakar kendaraan yang tumbuh 5,8%," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman di Jakarta Selasa (9/1/2018).

Penjualan eceran kelompok lainnya masih tumbuh negatif, dengan tingkat penurunan yang melambat. Dia menuturkan, peningkatan pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan akan berlanjut pada Desember 2017 dengan IPR yang lebih tinggi yakni sebesar 2,6% (yoy).

Sepanjang periode kuartal IV/2017, penjualan eceran diperkirakan meningkat secara tahunan (yoy) dibanding kuartal sebelumnya. "Rata-rata pertumbuhan tahunan penjualan eceran selama kuartal IV/2017 sebesar 2,4% (yoy), membaik dari kuartalan III/2017 yang hanya tumbuh sebesar 0,2% (yoy)," paparnya.

Menurutnya, perbaikan pertumbuhan pada kuartal IV terutama berasal dari peningkatan pertumbuhan penjualan kelompok makanan, minuman dan tembakau, bahan bakar kendaraan serta penjualan sub kelompok sandang.

Meski demikian, penjualan eceran pada kuartal IV/2017 tersebut tumbuh jauh lebih rendah dibanding periode sama 2016 yang mencapai 9,5% (yoy). Adapun peningkatan pertumbuhan tahunan penjualan eceran pada November 2017 terjadi di sebagian besar kota dengan peningkatan tertinggi di Banjarmasin.

Hasil Survei juga mengindikasikan penurunan tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang. Indikasi tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 152,8 lebih rendah dari 154,9 pada bulan sebelumnya.

"Ekspektasi penurunan tekanan kenaikan harga tersebut terjadi akibat pedagang eceran menduga akan terjadi kenaikan harga BBM, LPG dan tarif listrik di Januari 2018," tutur Agusman.

Namun demikian, tekanan kenaikan harga pada Mei 2018 diprediksi meningkat dibanding bulan sebelumnya dikarenakan memasuki periode Ramadan.

Sementara, pada Februari 2018 konsumen memperkirakan penjualan eceran menurun sesuai pola musimannya. "Sedangkan pada Mei 2018 diperkirakan meningkat," imbuhnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9621 seconds (0.1#10.140)