Total Penumpang Kereta 2018 Diprediksi Capai 400 Juta Orang

Rabu, 10 Januari 2018 - 00:10 WIB
Total Penumpang Kereta 2018 Diprediksi Capai 400 Juta Orang
Total Penumpang Kereta 2018 Diprediksi Capai 400 Juta Orang
A A A
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) tahun ini menargetkan bisa mengangkut hingga 400,03 juta penumpang. Jumlah penumpang tersebut terdiri atas angkutan kereta jarak jauh sebanyak 80 juta penumpang dan angkutan Kereta Rel Listrik (KRL) sebanyak 320,03 juta penumpang. Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro mengatakan rata-rata kenaikan penumpang tahun ini meningkat 10% dibanding 2017.

"Jumlah itu meningkat 10% dibanding tahun 2017. Kalau tahun lalu penumpang kereta jarak jauh itu sekitar 77 juta penumpang sedangkan jumlah penumpang KRL 315 juta penumpang. Memang paling drastis itu peningkatan pada KRL yang melonjak dari target kita 292 juta penumpang," kata Edi usai jumpa pers di Jakarta, Selasa (9/1/2018).

Dia menyebutkan rata-rata per hari penumpang KRL wilayah Jabodetabek bisa mencapai 1,074 juta per hari. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibanding dua tahun lalu yang hanya 500.000 penumpang per hari. "Ini menunjukkan adanya interest penumpang meninggalkan angkutan pribadi dan beralih ke KRL," ujar dia.

PT KAI sendiri akan berkoordinasi bersama dengan pemerintah DKI Jakarta menyelesaikan permasalahan angkutan penumpang KRL yang melanjutkan perjalanan ke ibu kota. Edi menilai beralihnya sebagian masyarakat dari kendaraan pribadi ke kereta KRL memberikan keuntungan tersendiri.

Dalam rangka meningkatkan layanan kereta kepada para penumpang, PT KAI akan mengandalkan pendanaan dari obligasi seperti yang dilakukan pada 2017. Pendanaan dari obligasi tersebut akan dimanfaatkan untuk melakukan peremajaan sebanyak 884 kereta, khususnya kereta yang berusia di atas 30 tahun.

"Pendanaan ini terutama untuk meremajakan kereta-kereta yang jumlahnya 884-886 unit. Kami prioritaskan kepada kereta dengan usia di atas 30 tahun," ujarnya. Adapun untuk pendanaan dari obligasi tahun lalu mencapai Rp2 triliun.

Di tempat yang sama, Direktur Komersial PT KAI, Bambang Eko Martono mengatakan, tahun ini PT KAI tidak akan melakukan penghematan. Terkait mengenai keselamatan penumpang yang memanfaatkan jasa PT KAI akan menjadi prioritas utama. "Mudah-mudahan tidak akan ada penghematan. Bagaimanapun faktor safety nomor satu. Berbeda di 2016, di mana biaya perawatan (IMO) itu sempat berkurang dari yang dikontrak. Tahun ini mudah-mudahan enggak ada," ujar dia.

Terkait dengan dana Infrastructure Maintenance Operation (IMO) yang dikucurkan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan sebesar Rp1,3 triliun akan dimaksimalkan melalui pendapatan KAI di luar angkutan penumpang. Seperti diketahui, dana IMO atau anggaran perawatan prasarana PT KAI besaran kebutuhannya mencapai Rp3,4 triliun. Jumlah tersebut masih kurang dibanding dana yang dikucurkan pemerintah sebesar Rp1,3 triliun. PT KAI sendiri akan menutupi anggaran perawatan tersebut dengan memanfaatkan sektor-sektor komersial.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6255 seconds (0.1#10.140)