Harga Minyak Naik, Neraca Dagang RI Defisit USD270 Juta

Senin, 15 Januari 2018 - 12:14 WIB
Harga Minyak Naik, Neraca Dagang RI Defisit USD270 Juta
Harga Minyak Naik, Neraca Dagang RI Defisit USD270 Juta
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2017 mengalami defisit sebesar USD270 juta. Defisit yang terjadi pada neraca perdagangan Indonesia lebih disebabkan karena harga minyak dunia yang terus mengalami kenaikan.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, defisit yang terjadi terhadap neraca perdagangan Indonesia pada Desember ini yang pertama kali terjadi sejak Juli 2017, Indonesia juga mengalami defisit neraca perdagangan.

Adapun nilai ekspor pada Desember 2017 mencapai USD14,79 miliar atau turun 3,45% dibanding November 2017. Sementara nilai impor pada periode tersebut mencapai USD15,06 miliar atau turun 0,29% dibanding November 2017.

"Dengan posisi tersebut NPI pada Desember 2017 mengalami defisit USD270 juta. Ini merupakan defisit kedua, karena defisit pertama terjadi di Juli 2017," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (15/1/2018).

Dia mengungkapkan, pada periode ini sejatinya neraca perdagangan sektor nonmigas mengalami surplus sebesar USD770 juta. Sayangnya, surplus tersebut terkoreksi dengan defisit yang terjadi terhadap neraca perdagangan migas sebesar USD1,04 miliar.

"Ini terjadi karena surplus sektor nonmigas tetapi terkoreksi neraca perdagangan Indonesia sektor migas sebesar USD1,04 miliar. Ini harus hati-hati karena harga minyak terus mengalami peningkatan karena ada pemangkasan produksi dari OPEC dan Rusia," tutur dia.

Sementara itu, secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia dari Januari hingga Desember 2017 mengalmai surplus USD11,84 miliar. Capaian surplus ini lebih tinggi dibanding surplus di 2015 yang sebesar USD7,67 miliar dan 2016 yang sebesar USD9,53 miliar.

"Kita berharap optimis 2018 surplusnya lebih besar lagi. Surplus ini terjadi karena surplus nonmigasnya besar yaitu USD20 miliar, tapi terkoreksi oleh defisit di migas sebesar USD8,56 miliar," terangnya.

Adapun beberapa negara yang mengalami surplus pada periode ini, neraca perdagangan Indonesia dengan India surplus sebesar USD10,16 miliar, Amerika Serikat USD9,44 miliar, dan Belanda sebesar USD3,03 miliar.

"Tapi kita mengamati defisit cukup dalam dengan Tiongkok USD14,20 miliar, Thailand USD3,76 miliar dan Australia USD3,10 miliar," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7007 seconds (0.1#10.140)