Harga Minyak Sawit Malaysia Diramal Naik Tiga Bulan ke Depan

Sabtu, 20 Januari 2018 - 20:44 WIB
Harga Minyak Sawit Malaysia Diramal Naik Tiga Bulan ke Depan
Harga Minyak Sawit Malaysia Diramal Naik Tiga Bulan ke Depan
A A A
KARACHI - Analis minyak nabati James Fry memperkirakan harga minyak sawit Malaysia akan meningkat menjadi 2.700 ringgit (USD685,98) per ton dalam tiga bulan ke depan, akibat turunnya stok dan meningkatnya permintaan dari Indonesia.

Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (20/1/2018), dia mengatakan pada sebuah konferensi minyak nabati di Karachi, Pakistan bahwa harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) juga diperkirakan mencapai USD690 per ton secara bebas on-board.

Tingkat kenaikan saham biasanya membebani harga minyak kelapa sawit acuan, yang telah kehilangan lebih dari 10% sejak November pada kenaikan cadangan saham Malaysia. Harga minyak kelapa sawit kemarin turun 1,3% menjadi ditutup pada harga 2.445 ringgit per ton.

Tingkat persediaan di Malaysia MYPOMS-TPO, produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, meningkat menjadi 2,7 juta ton pada bulan lalu, tingkat tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

Namun, Fry yang merupakan ketua konsultan komoditas LMC International mengatakan, tingkat stok minyak sawit akan turun sampai Mei sebelum naik dengan cepat.

"Kecepatan kenaikan tergantung pada kemauan dana CPO Indonesia untuk meningkatkan mandat," katanya, merujuk pada sebuah badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan pungutan kelapa sawit untuk membiayai subsidi biodiesel di Indonesia.

Indonesia mendorong untuk meningkatkan penggunaan biodiesel untuk memotong tagihan impor minyak dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Mandat yang lebih tinggi juga menyerap lebih banyak minyak kelapa sawit dari pasar untuk membuat biodiesel, meningkatkan permintaan dan mendorong harga.

Mandat biodiesel Indonesia saat ini memiliki kandungan biodiesel minimum 20% dari bahan bakar diesel, naik dari 15% pada 2015. Pada kuartal ketiga, harga minyak sawit mentah diperkirakan akan turun ke kisaran dasar USD630-USD640 per ton dan akan turun lebih lanjut pada kuartal keempat, mengikuti penurunan harga minyak mentah yang diperkirakan menyusul penawaran umum (IPO) raksasa minyak Aramco Saudi.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak mentah, karena minyak nabati digunakan sebagai bahan baku untuk menjadikan biodiesel sebagai pengganti bahan bakar. Ketika harga minyak mentah turun, permintaan minyak sawit sebagai pengganti bahan bakar juga mereda.

Menjelang IPO Aramco yang direncanakan, diperkirakan pada kuartal kedua, harga minyak mentah diperkirakan akan tetap kuat. "Pemerintah Saudi perlu mendapatkan harga terbaik untuk Aramco pada IPO tahun ini," kata Fry.

"Saya berharap pemotongan OPEC bertahan sampai Aramco IPO. Setelah itu, Anda bisa mengharapkan potongan produksi berakhir, terutama karena eksportir minyak tradisional dapat melihat industri minyak serpih AS mengambil keuntungan dari harga yang lebih tinggi untuk meningkatkan produksi mereka," tuturnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3565 seconds (0.1#10.140)