Asia Khawatirkan Kebijakan Tarif Impor AS

Rabu, 24 Januari 2018 - 11:15 WIB
Asia Khawatirkan Kebijakan Tarif Impor AS
Asia Khawatirkan Kebijakan Tarif Impor AS
A A A
Korea Selatan (Korsel) dan China menentang kebijakan Amerika Serikat (AS) menerapkan tarif impor untuk mesin cuci dan panel surya. Kebijakan itu dikhawatirkan semakin memperkuat proteksionisme Washington.

Selama setahun pemerintahan Presiden AS Donald Trump, baru kali ini kebijakannya memicu kekhawatiran nyata. "Ini menunjukkan pemerintahan AS, setelah beberapa waktu, sekarang memulai langkah membatasi perdagangan demi melaksanakan janji-janji yang dibuat selama kampanye pemilu," ungkap Louis Kuijs, kepala ekonom Asia di lembaga konsultan global Oxford Economics di Hong Kong.

Dia menambahkan, "Ini bisa menjadi baru satu langkah dari banyak langkah." Kuijs memprediksi impor baja dan aluminium akan menjadi target AS selanjutnya.

Kebijakan AS memicu kekhawatiran tentang perdagangan global saat ada harapan pertumbuhan lebih kuat pada ekonomi global. Meski demikian, para ekonom yakin AS akan menghindari langkah-langkah yang bisa memengaruhi jaringan suplai global perusahaan-perusahaan AS, terutama untuk industri mobil dan elektronik.

Tarif untuk mesin cuci menjadi pukulan besar bagi perusahaan Samsung Electronics dan LG Electronics asal Korsel. Kedua perusahaan itu mengirimkan antara 2,5 juta hingga 3 juta mesin cuci per tahun ke AS dengan penjualan sekitar USD1 miliar. Mereka juga menguasai seperempat pasar AS yang didominasi Whirlpool dan General Electric Co.

Menteri Perdagangan Korsel Kim Hyun-chong menyatakan, kebijakan tarif AS melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). "AS memiliki pilihan untuk menempatkan pertimbangan politik di atas standar internasional," kata Kim saat bertemu para pejabat industri, Selasa (23/1/2018), dikutip kantor berita Reuters.

"Pemerintah akan secara aktif merespons meluasnya langkah proteksionis untuk membela kepentingan nasional," ujar Kim.

China merupakan produsen panel surya terbesar di dunia. Mereka menyebut langkah AS berlebihan dan bisa mengganggu lingkungan perdagangan global untuk produk-produk yang menjadi target. "Keputusan AS ini pelanggaran langkah memperbaiki perdagangan dan China menyatakan sangat tidak puas terhadap ini," ujar Wang Hejun, Kepala Biro Perbaikan dan Investigasi Perdagangan Kementerian Perdagangan China.

Wang menambahkan, "China akan bekerja sama dengan anggota WTO lainnya untuk membela kepentingan demi merespons keputusan AS." Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China (MIIT) menyatakan, outlook untuk ekspansi luar negeri berbagai perusahaan panel surya tidak optimistis karena sentimen proteksionisme. Di sisi lain, panel surya China menjadi target utama investigasi perdagangan global.

China masih mendorong perusahaan-perusahaannya membangun pabrik-pabrik di luar negeri dan memperluas bisnis ke negara lain. "Perusahaan-perusahaan harus mengatasi perselisihan dagang dengan bekerja sama dengan otoritas," papar pernyataan MIIT.

Meksiko menyatakan, pihaknya akan menggunakan cara-cara hukum untuk memastikan AS memenuhi kewajiban internasional, termasuk kompensasi sesuai dengan Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara. India telah membuka kembali gugatan dengan menuduh AS gagal memenuhi aturan tentang energi surya. Vietnam juga menentang kebijakan anti-dumping AS terhadap ekspor filet ikan, menurut dokumen Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Kebijakan AS terhadap produk impor mesin cuci dan panel surya itu diambil setelah Komisi Perdagangan Internasional (ITC) menemukan produk-produk impor tersebut merugikan manufaktur domestik. Tarif terhadap mesin cuci itu menjadi rekomendasi terkeras dari para anggota ITC. Adapun tarif untuk panel surya lebih rendah dari harapan produsen dalam negeri.

Trump mengabaikan rekomendasi ITC untuk mengecualikan mesin cuci produk Korsel dari LG untuk kebijakan tarif tersebut. Washington akan menerapkan tarif 20% untuk 1,2 juta unit mesin cuci yang diimpor pada tahun pertama dan tarif 50% pada impor tambahan. Tarif itu turun menjadi 16% dan 40% pada tahun ketiga.

Tarif 30% akan diterapkan pada panel surya yang diimpor. Tarif 30% akan diterapkan untuk sel surya dan modul surya pada tahun pertama, kemudian turun menjadi 15% pada tahun keempat.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9258 seconds (0.1#10.140)