Trump Ingin Dolar Menguat, Rupiah Melemah ke Level Rp13.300

JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di pasar spot, Jumat (26/1/2018) berbalik melemah. Hal ini seiring pernyataan Presiden AS Donald Trump di World Economic Forum yang ingin dolar "lebih kuat dan lebih kuat" di bawah kepemimpinannya.

Indeks Bloomberg mencatat rupiah dibuka melemah 11 poin ke level Rp13.300 per USD, dibanding penutupan Kamis di level Rp13.289 per USD. Bahkan pada pukul 10.28 WIB, rupiah semakin melemah 16 poin atau 0,12% menjadi Rp13.305 per USD.

Hal senada juga tercatat di data Yahoo Finance pada pagi ini. Mata uang NKRI terperosok 18 poin atau 0,14% menjadi Rp13.303 per USD, dibandingkan penutupan Kamis kemarin di angka Rp13.285 per USD.

Data SINDOnews yang bersumber dari Limas, rupiah pada Jumat pagi ini berada di angka Rp13.301 per USD, terdepresiasi 14 poin dari penutupan Kamis lalu di angka Rp13.287 per USD.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok rupiah pada Jumat ini berada di Rp13.303 per USD, bearish 13 poin dari Rp13.290 per USD pada hari Kamis lalu.

Melansir dari CNBC, Jumat (26/1/2018), dolar diperdagangkan berbalik menguat setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dia menginginkan "dolar yang kuat". Komentar Trump dalam World Economic Forum di Davos, Swiss, tersebut sekaligus mengoreksi pernyataan bawahannya, yaitu Menteri Keuangan Steve Mnuchin yang menyebut dolar yang lemah baik untuk perdagangan.

Pernyataan Trump yang ingin dolar menguat, membantu greenback melambung. Indeks dolar yang mengukur mata uangnya terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan di 89,153. Dolar lantas menarik euro menjauh dari level tertinggi tiga tahun, menjadi USD1,2405 EUR, di mana pada Kamis lalu berada di USD1,2538 EUR. Terhadap yen, USD naik 0,2% menjadi 109,71 yen, setelah terpental dari level terendah empat bulan 108,50 yen pada hari Kamis.