Meski Ditugasi Impor, Bulog Pastikan Serap Gabah Hasil Panen

Rabu, 07 Februari 2018 - 15:15 WIB
Meski Ditugasi Impor, Bulog Pastikan Serap Gabah Hasil Panen
Meski Ditugasi Impor, Bulog Pastikan Serap Gabah Hasil Panen
A A A
JAKARTA - Perum Bulog memastikan akan menyerap hasil panen petani sebanyak-banyaknya sesuai ketentuan Inpres. Sementara, beras impor yang pengadaannya ditugaskan kepada Bulog nantinya akan masuk ke gudang dan diperuntukan sebagai cadangan yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan pemerintah untuk berbagai keperluan.

"Antara lain untuk stabilisasi harga, penanggulangan keadaan darurat, masyarakat miskin, kerawanan pangan, dan keadaaan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi tidak langsung didistribusikan atau masuk ke pasar. Jadi tidak perlu khawatir, Bulog punya 1.400 lebih unit gudang yang tersebar di 26 divisi regional dengan kapasitas simpan seluruhnya kurang lebih 4 juta ton." papar Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati melalui siaran pers, Rabu (7/2/2018).

Seperti diketahui, pemerintah telah menerbitkan perizinan impor beras sebanyak 500.000 ton kepada Bulog. Penugasan importasi beras kepada Perum Bulog tersebut berdasarkan risalah rapat koordinasi terbatas (rakortas) antarlembaga adalah importasi beras untuk keperluan umum.

"Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 01 tahun 2018 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor, beras untuk keperluan umum adalah beras dengan kepecahan di atas 5% sampai dengan 25%. Dalam perkembangan selanjutnya, Perum Bulog mengimpor beras dengan kepecahan 5% dan 15%," paparnya.

Siti Menambahkan, sampai saat ini telah ditandatangani kontrak dengan enam perusahaan dari Vietnam, Thailand dan India, dengan total kuantitas impor sebanyak 281.000 ton. Rinciannya, dari Vietnam 141.000 ton, Thailand 120.000 ton dan India 20.000 ton. "Sebetulnya terdapat delapan perusahaan yang lolos tahapan negosiasi harga, namun karena pertimbangan keterbatasan waktu izin impor, ada dua perusahaan dari Pakistan tidak menandatangani kontrak," ujarnya.

Siti Kuwati mengatakan, berdasarkan Surat Izin Impor yang diberikan Kementerian Perdagangan, beras impor tersebut harus sudah tiba di Indonesia paling lambat tanggal 28 Februari 2018. Di pertengahan bulan Februari ini diperkirakan sudah ada yang masuk ke Indonesia, dan sampai dengan akhir bulan Februari ini direncanakan masuk beras impor sebanyak 281.000 ton.

Pelabuhan tujuan yang menjadi destinasi impor adalah Belawan (Medan Sumut), Teluk Bayur (Padang Sumbar), Panjang (Bandar Lampung-Lampung), Merak (Cilegon Banten), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya Jatim), Tanjung Wangi (Banyuwangi Jatim), Benoa (Denpasar Bali), dan Tenau (Kupang NTT).
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6221 seconds (0.1#10.140)