Bank Dunia Pastikan Kesiapan Bali untuk Pertemuan Tahunan

Sabtu, 10 Februari 2018 - 10:07 WIB
Bank Dunia Pastikan Kesiapan Bali untuk Pertemuan Tahunan
Bank Dunia Pastikan Kesiapan Bali untuk Pertemuan Tahunan
A A A
JAKARTA - Bank Dunia memastikan kesiapan Bali sebagai tuan rumah Pertemuan Tahunan International Monetary Fund-World Bank (IMFWB) yang berlangsung di kawasan Nusa Dua, Bali, pada Oktober 2018.

”Tidak ada diskusi mengenai plan B, karena rencananya tetap di Bali,” kata Press Secretary External and Corporate Relations Bank Dunia David M Theis dalam pemaparan di Jakarta, kemarin.

Theis mengatakan, telah mendapatkan sejumlah update terbaru dari Pemerintah Indonesia mengenai perkembangan Bali sebagai tuan rumah IMF-WB.

Dalam diskusi tersebut, kata Theis, pemerintah memastikan telah menyiapkan fasilitas yang memadai untuk acara tahunan mulai dari transportasi hingga akomodasi di Nusa Dua. Untuk itu, dia menyakini Bali bisa menjadi tuan rumah yang baik bagi ribuan tamu yang terdiri atas pejabat penting dalam bidang ekonomi, investor maupun pelaku organisasi non pemerintah.

”Tidak ada masalah perimeter keamanan dan fasilitasnya bagus sekali. Berbagai acara seminar dan diskusi terkait kondisi ekonomi bisa tetap berlangsung,” kata Theis.

Dia memastikan pertemuan tahunan kali ini bisa menjadi momentum yang bagus bagi Indonesia untuk memaparkan sejumlah keberhasilan dalam bidang ekonomi dalam beberapa tahun terakhir.

Terkait potensi terjadinya erupsi Gunung Agung, Theis menambahkan pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah persiapan dan antisipasi sebagai mitigasi krisis. ”Mereka tetap memantau Gunung Agung, tapi memang ini tidak bisa diprediksi.

Yang pasti, pemerintah sudah menyiapkan pola geologi maupun aktivitas seismik sebagai upaya pencegahan,” ujarnya. Menurut rencana, sebanyak 13.000 peserta akan menghadiri pertemuan tahunan yang berlangsung pada 8-14 Oktober 2018 ini.

Ribuan peserta itu terdiri dari delegasi, staf dari berbagai lembaga nasional dan internasional, instansi swasta, institusi pemerintah, akademisi dan instansi terkait lainnya termasuk organisasi kepemudaan. Sebanyak 600 pertemuan diperkirakan berlangsung pada salah satu acara terbesar di Indonesia yang juga diadakan untuk mendorong sektor pariwisata.

Pada kesempatan tersebut, Bank Dunia juga menilai Bali telah memiliki fasilitas yang memadai untuk menyelenggarakan Pertemuan Tahunan tersebut. ”Indonesia beruntung karena sudah memiliki gedung konferensi dan fasilitas infrastruktur yang bagus,” kata Theis.

Dia membandingkan fasilitas yang dimiliki Bali dengan persiapan Lima, Peru sewaktu negara tersebut menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-WB pada 2015.

”Di Lima, konstruksi gedung per temuan belum sepenuhnya selesai, karena pembangunannya ada delay. Semuanya baru siap seminggu sebelum acara dimulai,” ujarnya.

Persoalan kesiapan fasilitas juga terjadi ketika Istanbul, Turki menjadi tuan rumah penyelenggaraan IMF-WB pada 2009. Bali, kata Theis, memiliki nilai tambah karena kawasan Nusa Dua sudah memiliki pengalaman untuk menyelenggarakan kegiatan berskala internasional.

”Pemerintah jadi tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak, karena Indonesia sudah cukup maju. Jadi dalam sepuluh bulan ini tinggal menyiapkan sistemnya,” ujarnya.

Meski tidak ada kendala dari segi fasilitas, pemerintah tetap menganggarkan biaya Rp810 miliar untuk penyediaan sistem teknologi informasi maupun akomodasi lainnya.

Biaya tersebut ditanggung pemerintah sebesar Rp672 miliar melalui APBN 2018, sisanya didukung oleh anggaran Bank Indonesia sebanyak Rp137 miliar. Sebagian besar dari anggaran Rp672 miliar tersebut akan dimanfaatkan untuk pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi tugas-tugas kesekretariatan, sistem teknologi informasi mau pun ”branding” media.

Selama ini pertemuan IMFWB secara rutin berlangsung tiap tahun di Washington DC, Amerika Serikat. Namun setiap tiga tahun sekali, agenda tahunan ini berlangsung di negara lain. Sebelumnya, Lima menjadi tuan rumah pada 2015, Tokyo menjadi tuan rumah pada 2012, Istanbul menjadi tuan rumah pada 2009 dan Singapura menjadi tuan rumah pada 2006.

Keuntungan Bali menjadi tuan rumah pada 2018 adalah Indonesia memperoleh momentum bagus untuk memaparkan sejumlah keberhasilan dalam bidang ekonomi dalam beberapa tahun terakhir.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus Ketua Panitia Pertemuan IMF-WB Luhut Pandjaitan meminta agar pembangunan proyek infrastruktur terkait acara tersebut dapat segera diselesaikan.

Beberapa proyek infrastruktur yang akan dipercepat diantaranya, yakni jalan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, hingga penambahan apron pesawat di Bandara Ngurah Rai.

”Infrastruktur kita percepat pro sesnya, misalkan harusnya be res tahun 2019 menjadi di 2018. Sehingga, ada enam tujuan turis yang akan menjadi destinasi. Jadi pengeluaran dana yang kita lakukan akan menguntungkan Indonesia,” kata Luhut beberapa waktu lalu. (Kunthi Fahmar Sandy/Ant)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2829 seconds (0.1#10.140)