BTN Solo Siapkan Rp300 Miliar untuk Perumahan Bersubsidi

Rabu, 21 Februari 2018 - 21:08 WIB
BTN Solo Siapkan Rp300 Miliar untuk Perumahan Bersubsidi
BTN Solo Siapkan Rp300 Miliar untuk Perumahan Bersubsidi
A A A
SOLO - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Cabang Solo menyiapkan Rp500 miliar untuk pembangunan perumahan. Angka tersebut sebesar Rp300 miliar untuk pembangunan rumah bersubsidi dan Rp200 miliar untuk nonsubsidi.

Pimpinan Cabang BTN Solo Dwi Hatmo Ari Sumasto mengatakan, pada 2017 dana untuk pembangunan perumahan mencapai Rp420 miliar atau tumbuh 21% dari tahun sebelumnya. Pihaknya berharap pertumbuhannya semakin meningkat seiring kenaikan alokasi sebesar Rp500 miliar di 2018.

Pihaknya mengakui, pada awal tahun permintaan kredit perumahan masih melambat. "Namun, biasanya mulai meningkat pada Maret mendatang," kata Dwi di Solo, Jawa Tengah, Rabu (21/2/2018).

Avarage satu unit perumahan sebesar Rp130 juta dengan nilai subsidi masih Rp4 juta. Sementara, bagi PNS masih mendapatkan dari Bapertarum sebesar Rp1,8 juta. Pembangunan perumahan bersubsidi terus diminati masyarakat.

Termasuk juga nonsubsidi yang harganya di bawah Rp400 juta. "Kalau pengembang bermain di atas itu sangat berat. Kecuali letaknya benar benar strategis," tegasnya.

Di sisi lain, kendala dalam pembangunan perumahan adalah ketersediaan lahan dan harga tanah. Karena itu, pemerintah daerah diharapkan mempermudah dalam memberikan perizinan, serta mengatur ulang tata ruang wilayah mengingat lahan semakin terbatas.

Pada 2018, anggaran untuk pembangunan perumahan oleh pemerintah dialokasikan Rp6 triliun, turun dibanding tahun lalu sebesar Rp9 triliun.

Sekretaris asosiasi pengembang perumahan Real Estate Indonesia (REI) Soloraya Oma Nuryanto mengatakan, harga rumah subsidi dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) merangkak naik. Pada tahun lalu harga rumah subsidi Rp123 juta per unit dan tahun ini naik menjadi Rp130 juta per unit.

Tingginya harga karena dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya kondisi ekonomi, tingkat inflasi serta naiknya harga material yang dibutuhkan untuk membangun perumahan. "Meski demikian, kami optimis kenaikan harga tidak memengaruhi permintaan masyarakat," ucap Oma Nuryanto.

Selama periode 2017, REI Soloraya mampu menjual rumah subsidi 4.000 unit. Karena tingginya permintaan, pada tahun ini pihaknya mematok penjualan 6.000 unit.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5079 seconds (0.1#10.140)